Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Apple dari Hampir Mati hingga Cetak Rekor Rp 14.000 Triliun

Kompas.com - 03/08/2018, 14:28 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apple baru saja mencatatkan rekor fantastis. Dalam perdagangan Kamis (2/8/2018) kemarin, nilai kapitalisasi raksasa teknologi ini mencapai angka 1 triliun dollar AS (Rp 14.443 triliun). Saham Apple melonjak lebih dari 207 dollar AS (sekitar Rp 3 juta) per lembar saham.

Rekor ini bukanlah sulap yang hanya terjadi satu malam saja. Seperti kebanyakan perusahaan kelas kakap lain, perjalanan Apple pun seperti logonya, tidak sempurna.

Berdiri pada tahun 1976, Apple yang didirikan oleh trio Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne, membawa misi menjadi pionir perusahaan pembuat komputer dan merevolusi mesin industri yang besar serta rumit menjadi lebih kecil, sederhana dan murah sehingga bisa menjadi produk masal.

Bisnis tersendat

Selang empat tahun, merek Apple menjadi salah satu yang terkenal di dunia. Bisnis Apple mulai tersendat tahun 1985, diawali dengan Jobs yang dikudeta sebagai CEO dalam sebuah rapat internal.

Baca juga: Apple Akhirnya Jadi Perusahaan Teknologi Pertama Bernilai 1 Miliar Dollar AS

Jabatan CEO kemudian berpihak pada John Scolley. Sejak konflik manajemen tersebut, bisnis Apple semakin terpuruk, eksistensinya terhimpit di pasa komputer pribadi. Macetnya inovasi dan gagasan baru untuk produk Apple menambah kerunyaman perusahaan, ditambah dengan produk yang gagal.

Pada kuartal akhir, Apple membukukan kerugian sebesar 867 dollar AS pada saat itu, di mana total valuasi sahamnya tak lebih dari 3 miliar dollar AS.

Konflik kepemimpinan pun masih berlangsung. Tahun 1996, Gil Amelio didapuk menjadi CEO Apple menggantikan Michael Spindler. Karena masih dalam krisis, Amelio melakukan PHK besar-besaran dan memotong biaya di beberapa sektor.

Sayangnya, upayanya masih belum menuai hasil dan jabatan CEO pun dicopot hanya dalam kurun sekitar setahun.

90 hari menuju kebangkrutan

Bisnis Apple masih terombang-ambing tahun 1997. Tahun tersebut juga menjadi titik kritis Apple. Dominasi Microsoft dkk di pasar komputer personal menghantam stabilitas bisnis Apple di Sillicon Valley.

Akibatnya, sepertiga angkatan kerja Apple harus diberhentikan. Semakin kehilangan arah, Apple mulai melakukan beberapa strategi.

Salah satunya membeli perusahaan teknologi rintisan Jobs bernama Next yang saat itu bernilai 400 juta dollar AS. Akuisisi ini dilakukan saat Amelio masih menjabat sebagai CEO. Dari sinilah, Jobs mulai masuk kembali ke perusahaan yang didirikannya, meski saat itu berstatus CEO sementara.

Baca juga: Ini Surat Lamaran Kerja Steve Jobs Sebelum Dirikan Apple

Dalam sebuah wawancara, Jobs mengaku jika Apple hanya memiliki waktu sekitar 90 hari menuju kebangkrutan masa itu.

"Saat itu sulit sekali. Lebih buruk dari yang saya pikirkan," aku Jobs.

Jobs memangkas 70 persen rencana produksi Apple, menggantinya dengan sebuah kampanye "Think Different" atau dalam bahasa Indonesia, berpikir beda.

Ia meminta para pegawainya untuk berpikir berbeda, mengintepretasikan kembali bagaimana cara mengembalikan rencana produksi.

"Pertanyaannya bukan: Dapatkah kita mengembalikan Apple (ke masa jaya)? Saya pikir itu singkat akal. Saya rasa yang tepat adalah: Dapatkah kita membuat Apple benar-benar hebat lagi?," jelas Jobs dalam sebuah rapat.

Video rapat tanggal 23 September tersebut tersebar online. Dalam video itu, Jobs ingin menawarkan kampanye berisikan sebuah kesederhanaan yang ia citrakan dari cara berpakaiannya saat presentasi.

Saat presentasi, Jobs hanya mengenakan jeans pendek dan atasan turtleneck hitam. Ia juga menjelaskan cara produknya beroperasi hinga akhirnya terpajang di gerai.

Titik balik

Tanggal 15 Agustus 1998, Apple memperkenalkan terobosan komputer all-in-one bernama iMac G3. iMac menggabungkan teknologi modern dan desain yang unik. Debut "pertama" Jobs di Apple ini menuai hasil positif.

Hanya dalam lima bulan setelah dirilis, iMac terjual hampir 800.000 unit. Inovasi lain mulai dikembangkan, seperti ditelurkannya iPod pada 2001 yang terjual lebih dari 400 juta unit.

Hadirnya iPod mengkuhkan posisi Apple yang tak hanya menjadi perusahaan kompter semata.

"iPod menjadi langkah awal dan yang terpenting," ujar mantan teknisi software Apple, Ken Kocienda, sebagaimana KompasTekno himpun dari New York Times, Jumat (3/8/2018).

Langkah Apple menjadi perusahaan yang tak hanya memproduksi komputer saja dipertegas pada tahun 2007. Dalam acara Macworld Expo 2007, Jobs mengumumkan Apple Computer, Inc berubah nama menjadi Apple Inc.

Lantas, apa artinya? Jawabannya adalah peluncuran produk anyar Apple saat itu, iPhone dan Apple TV.

"iPhone benar-benar menjadi jawaban pasti untuk pertanyaan: Apa yang terjadi setelah komputer pribadi?," terang Kocienda.

Debut iPhone memecahkan rekor penjualan yang mencapai 270.000 unit hanya dalam waktu 30 jam setelah dirilis. Saat Jobs mengumumkan iPhone pertama kali, nilai Apple naik mencapai angka 73,4 miliar saat itu.

Baca juga: Ramalan Steve Jobs Tahun 1985 Kini Jadi Kenyataan

Sepeninggal Jobs pada 5 Oktober 2011, banyak orang meramalkan akhir dari riwayat Apple. Namun ramalan tersebut dijawab dengan nilai kapitalisasi 1 triliun dollar AS pekan ini. Video rapat yang menandai titik balik Apple, bisa disaksikan di bawah ini.


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com