Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga iPhone dan Ponsel Android Kian Mahal? Ini Sebabnya

Kompas.com - 10/08/2018, 20:12 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber CNET

Ia menambahkan, bahwa kenaikan harga khususnya terjadi pada jajaran ponsel high-end. Perbandingan yang jelas terdapat pada model ponsel yang sama yang dirilis tahun ini dengan ponsel keluaran dua tahun lalu.

Biaya produksi terus naik

Dari tabel di atas, terlihat hanya Google yang menjaga harga Google Pixel tetap berada pada angka 649 dollar AS. Selain Samsung, vendor lain asal Korea Selatan, LG juga terlihat menaikan harga ponselnya.

Menurut senior director global communication LG, Ken Hong, naiknya harga komponen, insentif operator, dan banderol ponsel pesaing yang juga naik menjadi alasan LG ikut mendongkrak harga.

"Faktanya, biaya input juga naik, jadi kami dipaksa mengikutinya," imbuh Hong.

Layaknya barang elektronik lainnya, ponsel juga butuh pasokan komponen lain. Komponen tersebut memengaruhi biaya produksi, yang akhirnya berdampak pada harga jual.

Jika diamati, ponsel high-end dalam setahun terakhir banyak yang menawarkan kapasitas RAM dan ROM yang besar. Hal tersebut ternyata berpengaruh pada permintaan storage dan memicu kenaikan harga. Tingginya permintaan memori akan mendorong pemasok untuk berinvestasi lebih, membangun pabrik lain untuk mencukupi permintaan.

Baca juga: Sebentar Lagi, Memori Internal Ponsel Setara Laptop

Selain memori, smartphone high-end juga bersaing dalam keunggulan kamera. Tengoklah iPhone X dengan sensor 3D di kamera depan, atau Huawei P20 Pro dengan triple kamera di punggung, tentu memiliki ongkos produksi yang mahal.

Belum kemewahan pada desain yang membalut ponselnya dengan bahan keramik atau kaca, dan alumunium untuk bingkai depan. Dengan demikian, bisa dibayangkan harga jual untuk ponsel dengan layar kaca berlian pertama atau yang mengadopsi Vibrant Satin Corning Gorilla Glass nantinya, tidak akan murah.

"Saya setuju bahwa beberapa biaya elemen berasal dari komponen dan proses manufakturing, tapi tidak menjadi yang terbesar," jelas Wood kepada Cnet yang dirangkum KompasTekno, Selasa (7/8/2018).

"Saya juga yakin jika Apple membuat keputusan strategis untuk menaikan harga ponsel flagship iPhone untuk memaksimalkan laba," imbuh Wood.

Tren yang diprediksi terus berlanjut

"Selama ponsel menjadi kebutuhan perangkat komputer utama sehari-hari, konsumen akan merogoh kantong lebih dalam," kata Carolina Milanesi, analis dari Creative Strategies.

Galaxy Note 9 mempunyai stylus S Pen dengan koneksi Bluetooth yang memungkinkan berfungsi sebagai remote control.Lulu Cinantya Mahendra/KOMPAS.com Galaxy Note 9 mempunyai stylus S Pen dengan koneksi Bluetooth yang memungkinkan berfungsi sebagai remote control.
Seperti dijelaskan di awal, banderol iPhone X yang tembus Rp 13 jutaan kala itu, menjadi awal tren harga ponsel high-end yang semakin mencekik. Apple menempatkan titik baru untuk industri kelas high-end secara keseluruhan, tidak hanya pada lini iPhone saja.

Diikuti fitur ikonik lain yang mulai diikuti ponsel Android, seperti desain layar "poni", menghilangkan tombol home, adopsi 3D depth-sensing untuk membuka dan mengunci layar, serta meniadakan sensor fingerprint.

Kemungkinan, Apple akan mengulang pola untuk semakin menaikan harga ponselnya saat meluncurkan lini iPhone 2018.

Ponsel midrange masih aman

Sementara itu, pasar ponsel level mid-range dan low-end semakin ramai. Beberapa vendor menjadi pemain utama di pasar ini dengan harga perangkat berkisar Rp 2-5 jutaan. Vendor high-end juga mulai menyasar papan tengah.

Baca juga: Qualcomm Rilis 3 Chip Snapdragon untuk Ponsel Papan Tengah

Huawei misalnya dengan sub-brand nya Honor, yang mengusung desain dan fitur populer dengan banderol terjangkau. Oppo, Xioami, Asus, dan Nokia juga menelurkan ponsel-ponsel untuk menjangkau konsumen berdompet tipis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNET
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com