Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xiaomi Bakal Ikutan Jual Ponsel Rp 10 Jutaan?

Kompas.com - 10/09/2018, 06:46 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber WCCF Tech

KOMPAS.com - Label smartphone murah dengan spesifikasi unggulan hingga hari ini masih dipegang vendor asal China, Xiaomi. Sampai-sampai beberapa pesaing menganggap Xiaomi menjadi perusak harga pasar.

Terlepas dari itu, strategi ini pun sukses membuat Xioami merangsek ke empat besar vendor dengan pengapalan global terbesar, merajai pasar India, sekaligus menduduki peringkat dua merek smartphone terlaris kedua di Indonesia pada kuartal terakhir.

Xiaomi semakin memanjakan Mi Fans dengan meluncurkan debut Pocophone F1, sub-brand Xiaomi yang menyandang gelar smarpthone Snapdragon 845 paling murah.

Pocophone F1 mulai dilepas ke pasaran dengan harga Rp 4,5 juta untuk varian RAM 6 GB dan memori 64 GB. Di mana rata-rata vendor akan mematok harga di atas Rp 5 juta jika mengadopsi Snapdragon 845.

Lalu, apakah Xiaomi akan tetap bertahan memproduksi ponsel premium murah? Managing Director Xiaomi India, Manu Kumar Jain mengatakan, Xiaomi tetap berkomitmen untuk menjual produknya dengan harga terjangkau.

Saat ditanya apakah Xiaomi akan menelurkan smartphone seharga 699 dollar AS, di mana kabarnya harga tersebut akan menjadi harga termurah iPhone baru yang akan meluncur, Manu menjawab sangat tidak mungkin.

Baca juga: Harga iPhone dan Ponsel Android Kian Mahal? Ini Sebabnya

Menurutnya, sebagaimana KompasTekno rangkum dari WCCF Tech, Senin (10/9/2018), belum ada teknologi smartphone yang digunakan Xiaomi untuk mengharuskan mereka mematok harga jual 699 dollar AS atau setara dengan Rp 10,5 juta.

Xiaomi sesumbar akan tetap pada batas marjin keuntungan sebesar 5 persen dan belum berniat menambah keuntungan lagi dengan menjual ponsel di harga belasan juta.

Baca juga: Xiaomi Janji Selamanya Cuma Ambil Untung 5 Persen

Strategi menjual smartphone dengan harga miring juga mendorong penetrasi Xiaomi di pasar berkembang seperti India dan Indonesia, di mana vendor kelas atas seperti Apple susah payah menempuh pasar negara tersebut.

Strategi "triatlon" adalah kunci

Namun bukan tidak mungkin Xiaomi menaikan harga produknya. Jika idealisme mereka terhadap keuntungan marjin benar adanya, maka alasan lain yang menyebabkan harga jual naik adalah harga komponen dan ongkos produksi yang meningkat.

Namun, Xiaomi punya cara sendiri untuk mengakalinya dengan memasang strategi yang mereka sebut "triatlon".

Dengan model bisnis ini, keuntungan Xiaomi lebih mengandalkan pada loyalitas Mi Fans yang berkesinambungan dan layanan internet sesuai keinginan konsumen, bukan dengan mematok harga tinggi.

Prosesor yang tangguh dan baterai jumbo menjadi fokus utama Xiaomi dengan mengorbankan bagian pelapis ponsel. Hal itu memungkinkan konsumen bisa menggenggam ponsel berspesifikasi unggulan dengan harga terjangkau.

Baca juga: Pocophone F1 Disebut Bisa Memicu Perang Harga Smartphone

Hingga saat ini, ponsel termahal Xiaomi secara global masih dipegang Mi 8 Explorer Edition dengan harga sekitar Rp 8,1 juta saat diluncurkan. Kabarnya, smartphone Xiaomi berbanderol mahal akan disusul Mi Mix 3 yang akan segera rilis dengan desain kamera geser.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WCCF Tech
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com