Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Informasi Tutupnya Path Masih Simpang Siur

Kompas.com - 17/09/2018, 09:44 WIB
Fatimah Kartini Bohang,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Mulanya Path dibuat sebagai media sosial privat yang membatasi pengguna untuk terkoneksi dengan 50 orang saja, lalu berkembang menjadi 150 orang. Seiring berjalannya waktu, batasan itu semakin longgar dan Path pun kehilangan karakteristik awalnya.

Path tak begitu disambut positif di negara asalnya, tetapi mendulang popularitas di Indonesia. Sekitar tahun 2013 hingga 2015, Path menjadi salah satu aplikasi wajib bagi masyarakat modern di Tanah Air yang tak bisa lepas dari kehidupan bermedia sosial.

Tak heran jika pada awal 2014 lalu Path sempat mendapat investasi dari raksasa lokal, Bakrie Global Group, dalam pendanaan Seri C. Ada beberapa perusahaan lain yang masuk sebagai investor dengan total pendanaan 25 juta dollar AS atau Rp 371 miliar.

Baca juga: Path Diinvestasi Bakrie, Orang Indonesia Bereaksi

Ditinggal sang pendiri, tetapi hendak balik lagi

Popularitas Path lambat laun menurun, bahkan di Indonesia yang menjadi harapan terakhir sang jejaring sosial. Padahal, dulunya Path sempat dilirik Google dengan tawaran nilai akuisisi 100 juta dollar AS atau senilai Rp 1,4 triliun.

Path kala itu menolak dan malah akhirnya rela dibeli perusahaan asal Korea Selatan, Daum Kakao, pada Mei 2015. Poin utama Dave Morin kala itu adalah fakta bahwa Path hanya populer di Asia Tenggara, jauh dari kantor pusatnya di San Francisco.

Baca juga: Path Resmi Dibeli Kakao Talk

Menurut dia, lebih baik mengalihkan operasional Path ke tim yang lebih besar dan dekat dengan Asia Tenggara, sehingga bisa lebih memahami kebutuhan dan budaya sekitar.

Akuisisi Path oleh Daum Kakao sekaligus mengakhiri kiprah Dave Morin di perusahaan yang ia dirikan tersebut. Meski demikian, Dave Morin agaknya tak pernah benar-benar melepas “buah hati”-nya.

Pada 22 Maret 2018 lalu, Dave Morin mengunggah sebuah kicauan di akun Twitter personalnya (@davemorin). Ia mengumbar mendapat banyak permintaan untuk membangun kembali Path yang lebih baik.

Ia pun mengatakan tengah mempertimbangkannya. Ia bahkan mengajak para netizen yang punya ide menarik untuk berdiskusi dengannya, dan bisa jadi membentuk tim baru yang solid.

Akan tetapi, kicauan tersebut kemudian mengambang begitu saja. Tak ada berita tindak lanjut soal keseriusan Dave Morin kembali ke Path. Bisa dibilang kicauan tersebut adalah reaksi sang pendiri atas nasib Path saat ini.

Di bawah Daum Kakao, tak terlihat perkembangan yang berarti atas Path. Platform tersebut semakin ditinggalkan dan tergerus oleh dinasti jejaring sosial Facebook, dengan Instagram yang terus-menerus melambung.

Akankah Path diambil alih kembali oleh Dave Morin, atau jejaring tersebut benar-benar akan tutup usia seperti yang heboh beredar? Sampai sekarang belum ada yang bisa dipastikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com