Kemudian pengguna juga bisa mengirim pesan, dan berbagi komentar kepada temannya.
Selain itu, Path juga bisa mengintegrasikan dengan Facebook, Foursquare, Tumblr, dan Twitter.
Fitur selanjutnya adalah "Belanja". Dalam fitur ini pengguna bisa mengunduh stiker dalam mengirim pesan yang tersedia gratis atau berbayar.
Baca: 6 Fitur Path yang Akan Dirindukan Setelah Ditutup
Path mempunyai keunggulan yang berbeda dengan jejaring sosial lainnya terkait privasi. Aplikasi ini memiliki fitur privasi yang membuat pengguna hanya bisa berbagi konten dengan teman-temannya yang telah disetujuinya.
Privasi dapat diatur, sehingga kita dapat memilih teman yang nantinya bisa membaca atau melihat konten yang kita bagikan.
Pada Mei 2015, jejaring sosial Path diakuisisi perusahaan asal Korea Selatan, Daum Kakao. Dave Morin berpendapat bahwa Path hanya populer di Asia Tenggara, maka lebih baik kantor pusatnya pindah tangan lepas dari San Francisco.
Menurut dia, lebih baik mengalihkan operasional Path ke tim yang lebih besar dan dekat dengan Asia Tenggara, sehingga bisa lebih memahami kebutuhan dan budaya sekitar.
Tak heran jika pada awal 2014 lalu Path sempat mendapat investasi dari raksasa lokal, Bakrie Global Group. Dalam pendanaan Seri C untuk Path, Bakrie Global menggelontorkan hingga 25 juta dollar AS (atau Rp 304 miliar) pada Januari 2014.
Sebagian kecil dari investasi Seri C tersebut berasal dari Bakrie Global Group, sedangkan sebagian besar lainnya berasal dari investor lain, antara lain Greylock, Kleiner Perkins, Index Ventures, Insight Venture Partners, Redpoint Venture Partners, dan First Round Capital.
Baca: Sebenarnya, Berapa Persen Saham Bakrie di Path?
Path merupakan pendatang baru di ranah jejaring sosial yang meraih popularitas dalam waktu relatif singkat. Julmah anggotanya pun meningkat pesat, termasuk di Indonesia.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan