Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dominasi Mark Zuckerberg Jadi Penyebab Pendiri Instagram Mundur?

Kompas.com - 26/09/2018, 13:52 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Dilansir KompasTekno dari Gizmodo, Rabu (26/9/2018), awalnya Krieger dan Systrom enggan membuat produk yang sama dengan Snapchat. Namun Zuckerberg secara personal meminta mereka untuk membuat Instagram Story.

Sumber dalam mengatakan jika Zuckerberg khawatir, seandainya Instagram tidak mengubah produknya, seperti mebuat Story mirip Snapchat, akan kehilangnan pengguna milenialnya.

Namun perwakilan Instagram menyebut jika inisiasi itu bukan dibuat karena tekanan internal. Setahun diluncurkan kesusksesan Instagram Stroy sudah terlihat dan berkembang lebih pesat. Semakin hari orang-orang sering membuka Instagram sekadar untuk mengecek Stroy akun yang diikuti, ketimbang menggulir feed hingga ke dasar.

Beragam fitur juga sering ditambahkan untuk menunjang kreativitas pengguna. Kesusksesan Instagram Story tentu menguntungkan monetisasi Facebook, di mana mulai banyak pengiklan yang memanfaatkan Story untuk promosi.

Dari sisi investasi, model bisnis Facebook juga menguntungkan pengiklan, di mana cukup satu pintu saja, mereka sudah bisa mempromosikan produknya di platform Instagram dan Facebook. Hal itu menjadi kabar baik bagi keungtungan total Facebook Inc.

Melihat adopsi Story yang melejit, Systrom dengan cermat paham jika konsumsi video semakin digemari pengguna Instagram. Dari situlah muncul ide untuk membuat IGTV, mengambil format Instagram Story namun dengan durasi lebih panjang.

Meski saat ini, adopsi IGTV masih terbilang rendah. Di Amerika Serikat, aplikasi IGTV baru diunduh 2,5 juta di platform iOS, menurut laporan daro Sensor Tower. Sementara laporan yang sama mengungkapkan penurunan 94 persen dalam instalasi aplikasi mingguan di Android.

Meski sukses dalam monetisasi, namun Systrom dan Krieger tetap tidak bisa sepenuhnya mengontrol monetisasi tersebut. Semua kontrol monetisasi berada di bawah Facebook, termasuk masalah-masalah yang menyertainya, seperti penggunaan data pengguna.

Sebab, Facebook telah bertahun-tahun membangun iklan di News Feed. bukan sekadar sistem display atau penargetannya saja, tapi juga seluruh sistem back-end untuk pengiklan, koneksi dengan sumber data non-Facebook, hubungan dengan konsumen iklan, dan lain-lain.

Baca juga: Pesan Perpisahan Zuckerberg kepada Dua Pendiri Instagram

Instagram hanya cukup menggunakan fasilitas yang sudah dibangun tersebut untuk mendongkrak keuntungan iklan. Facebook juga yang menyuguhkan solusi atas masalah yang menyertai monetisasi.

Mungkin, dengan melepaskan Instagram untuk dikembangkan Facebook sepenuhnya, akan membebaskan Systrom dan Krieger untuk fokus ke produk baru suatu saat nanti. Namun secara bersamaan, hal tersebut juga menguatkan posisi Zuckerberg sebagai CEO yang sebenarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com