Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayang-bayang Iklan Menghantui Masa Depan Instagram

Kompas.com - 27/09/2018, 19:28 WIB
Fatimah Kartini Bohang,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Facebook merupakan salah satu platform internet dengan pendapatan iklan digital terbesar. Secara bisnis, hal ini memuaskan para investor dan menjamin kelangsungan perusahaan.

Akan tetapi, esensi produk Facebook bisa dibilang mulai pudar. Pengguna dibuat sesak dengan iklan-iklan yang berseliweran di berbagai tempat, mulai dari linimasa hingga Page.

Hal ini pula yang menjelaskan hengkangnya dua pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger. Menurut sumber internal Facebook, keduanya tak sepakat dengan prinsip Facebook yang mendewakan iklan.

Pada earning calls baru-baru ini, CEO dan pendiri Facebook, Mark Zuckerberg secara terang-terangan mengatakan bakal mengamankan iklan digital yang lebih banyak untuk Instagram.

Pasalnya, Facebook sudah sangat padat pengguna dan penuh dengan iklan. Sudah waktunya mengalihkannya ke ceruk lain, dalam hal ini anak-anak perusahaannya yaitu Instagram dan bisa jadi WhatsApp di masa depan.

Instagram dinilai sebagai ceruk yang tepat, pasalnya platform itu dianggap “rumah” bagi generasi milenial. Facebook sendiri mulai ditinggalkan para milenial karena dianggap tua. Selama 12 bulan terakhir, pertumbuhan pengguna Facebook terus melambat.

Baca juga: Ini Bukti Facebook Semakin Ditinggal Pengguna

Masa depan suram

Dalam opini yang ditulis Alex Webb di Bloomberg, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Kamis (27/9/2018), ada prediksi bahwa masa depan Instagram akan sama kelabunya dengan Facebook, di sektor pengalaman pengguna (user experience), pun pertumbuhan pengguna secara keseluruhan.

Platform yang tadinya diciptakan untuk berinteraksi dan bertukar kreasi visual, lama-kelamaan hanya menjadi etalase iklan. Belum lagi tren selebritas Instagram (selebgram) yang melulu menjadi perpanjangan tangan para brand untuk mempromosikan produk.

Saat ini, pengguna Instagram banyak disodorkan iklan ketika menggulir linimasa atau menyimak konten di Stories. Belum jelas di mana lagi iklan-iklan bakal disisipkan.

Pada tahap ekstrim, bukan tak mungkin Instagram yang sekarang berjaya malah ditinggalkan. Skenario ini barangakali bisa terwujud ketika pengguna telah muak dicekoki iklan dan muncul sebuah platform baru yang menawarkan pengalaman seru dan berbeda.

Baca juga: Dominasi Mark Zuckerberg Jadi Penyebab Pendiri Instagram Mundur?

Ideologi iklan yang dipegang Facebook digadang-gadang membuat resah anak-anak perusahaannya, yakni Instagram dan Facebook. Secara struktural, petinggi Instagram dikatakan tak berdaya menghadapi dominasi induknya.

Gesekan antar-eksekutif pun tak terelakkan. Kevin Systrom dan Mike Krieger menyerah dan angkat kaki dari Instagram. Sebelumnya, pendiri WhatsApp, Jan Koum, lebih dulu mengundurkan diri.

Alasannya dirumorkan sama, tak tahan dengan dominasi Mark Zuckerberg dan tak setuju jika platform-nya dijadikan etalase iklan.

.

.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com