Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Xiaomi di India: Dulu Jadi Bahan Tawa Kini Meraja

Kompas.com - 28/09/2018, 20:11 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber The Hindu

KOMPAS.com - Pada kuartal II-2018, Xiaomi merangsek ke lima besar jajaran smartphone terlaris di dunia. Vendor ponsel asal China itu membuntuti dua pemain lama industri smartphone, yakni Samsung dan Apple, serta rekan senegaranya, Huawei.

Sementara di pasar smartphone India, Xiaomi telah mengungguli Samsung sebagai vendor ponsel nomor satu di negara itu.

Namun, jalan Xiaomi tak mulus begitu saja. Hal itu diakui Vice President Global Xiaomi seklaigus Managing Director Xioami India, Manu Kumar Jain. Dikisahkannya, empat tahun lalu, para vendor smartphone ternama sempat menertawakan strategi yang ditawarkan Xiaomi.

Mereka meremehkan jika strategi menjual ponsel berkualitas dengan harga murah, tidak akan mampu membantu Xiaomi bersaing di India.

"Mereka bilang strategi Xiaomi tidak akan pernah sukses. Xiaomi akan gulung tikar dan lenyap," tutur Manu.

Hari ini, Xiaomi membuktikan prediksi tersebut dengan kesuksesannya menjadi vendor smartphone terbesar keempat dunia. Manu membeberkan, kini faktanya beberapa vendor pesaing coba mengekor strategi Xiaomi lewat produk sub-brand mereka.

Baca juga: Laba Apple Tiga Kali Lipat Gabungan Xiaomi, Oppo, dan Huawei

"Di tingkat tertentu, saran yang saya berikan ke tim adalah jangan terlena di tengah kompetisi," imbuh Manu.

Nol Biaya Promosi

Menjual produk smartphone dengan spesifikasi tinggi dengan harga yang minim, membuat Xioami dijuluki perusak harga pasar. Namun Manu mengatakan jika Xioami tetap yakin bahwa spesifikasi, kualitas, dan harga adalah komponen yang tidak bisa dispisahkan.

Menurut Manu, banyak vendor yang menjual produk dengan spesifikasi tinggi dengan cara yang buruk.

"Apakah ini perang harga? Mungkin iya. Kami menjual (produk) melalui Mi.com, Flipkart, Amazon, atau toko Mi Home secara langsung ke pelanggan. Rantai distribusi kami sangat pendek" jelas Manu.

Banyak perusahaan menghabiskan banyak biaya untuk pemasaran, namun Xiami mengaku tidak melakukan strategi tersebut. Menurut Manu, dalam tiga tahun pertama Xioami, ongkos marketing mereka hanyalah nol, namun margin yang didapat juga rendah.

Perusahaan lain, menurut Manu, memiliki 10 hingga 60 persen margin keuntungan. Strategi nol pemasaran tersebut juga sempat dicibir rekan-rekan Manu sebelumnya.

"Saya secara pribadi menemui para CEO yang pernah menjadi mentor dan teman saya. Mereka bilang bahwa filosofi Xiaomi tidak akan pernah berhasil, Anda harus mengeluarkan banyak biaya untuk pemasaran sebelum menjual ponsel di India," cerita Manu.

Tapi Xiaomi punya strategi sendiri dengan lebih banyak melakukan penetrasi melalui bisnis software dan layanan internet.

"Ketika merek lain menjual smartphone berarti pekerjaan mereka selesai, namun bagi kami, ketika menjual smartphone, maka pekerjaan baru saja dimulai," ujarnya.

Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan The Hindu yang dirangkum KompasTekno, Jumat (27/9/2018), Manu menceritakan jika empat tahun lalu di India terdapat 300 merek ponsel.

Baca juga: Ungguli Samsung, Xiaomi Jadi Nomor Satu di India

Semua vendor tersebut juga menggunakan strategi promosi besar-besaran dan mendistribusikan produknya lebih besar dibanding Xiaomi.

Namun sekarang, Xioami menunjukan jika strateginya sukses menjadikan Xioami raja industri smartphone di India. Pangsa pasar Xiaomi di India mencapai 50 persen untuk penjualan online dan 20 persen untuk penjualan offline.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Hindu
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com