Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kematian Gara-gara Selfie Paling Banyak Terjadi di Dua Tempat Ini

Kompas.com - 05/10/2018, 09:41 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak bisa dipungkiri bahwa selfie alias swafoto telah menjadi salah kebutuhan untuk eksis di era digital, didukung pula kamera smartphone yang semakin lama semakin mumpuni.

Para penggemar selfie kerap berupaya menjepret foto yang unik di lokasi-lokasi berbahaya dan sering abai atas keselamatan diri sendiri. Walhasil, nyawa pun bisa melayang.

Sebuah studi dari All India Institue of Medical Science mengungkapkan bahwa sejak Oktober 2011 hingga November 2017 ada 259 orang di berbagai belahan dunia yang tewas gara-gara selfie.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Family Medicine and Primary Care edisi bulan Juli-Agustus 2018 menjelaskan sejumlah penyebab kematian selfie berikut jumlah korbannya.

Dari sini bisa ditarik kesimpulan mengenai dua jenis tempat yang paling berbahaya dan mematikan untuk melakukan selfie.

Air

Korban tewas gara-gara selfie paling banyak terjadi karena tenggelam. Menurut studi, setidaknya ada 70 kejadian selfie yang berujung maut karena sebab ini kurun waktu enam tahun terakhir.

Para korban antara lain tenggelam karena tersapu gelombang, megabaikan peringatan bahaya di pantai, dan mengalami perahu terbalik.

Tiap kejadian celaka saat selfie di lingkungan yang berkaitan dengan air juga rawan menelan banyak korban sekaligus karena studi mencatat jumlah korban tewas 70 orang tadi ditimbulkan oleh jumlah kasus tak sampai setengahnya, hanya 32.

Transportasi dan ketinggian

Lokasi kedua palling mematikan untuk selfie adalah yang berkenaan dengan alat transportasi.

Misalnya saja mengambil foto di rel sebelum kereta datang, seperti yang pernah terjadi di India. Kematian akibat selfie di area transportasi menyebabkan 51 jiwa melayang dengan 28 kejadian.

Apabila dilihat dari jumlah kasus, selfie mematikan paling sering terjadi di tempat tinggi, entah gedung, tebing, atau yang lain. Para korban tewas karena terjatuh saat berupaya swafoto di tempat-tempat ini.

Jumlah kasus kecelakaan fatal saat selfie di ketinggian tercatat mencapai 41, paling tinggi di antara yang lain. Korbannya rata-rata individu, satu orang untuk tiap kejadian dengan angka kematian keseluruhan sebesar 48.

Secara berurutan, berdasarkan jumlah korban, penyebab selfie maut terbanyak adalah tenggelam, kecelakaan transportasi, jatuh dari ketinggian, kebakaran, sengatan listrik, senjata api, dan binatang.

Statistik selengkapnya dari penyebab kematian saat selfie berdasarkan studi terkait bisa dilihat dalam tabel di bawah.

Daftar penyebab swafoto yang berujung kematianBusinnes Insider Daftar penyebab swafoto yang berujung kematian

Korban kebanyakan laki-laki

Studi yang sama turut mengungkapkan bahwa 85 persen korban yang meninggal akibat swafoto didominasi kaum muda dengan rentang usia 10-30 tahun.

Sementara sebanyak tiga perempat korban adalah laki-laki, meski studi lain menunjukan bahwa lebih banyak wanita yang gemar melakukan selfie.

"Kematian akibat selfie telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang besar," jelas ketua penelitian, Agam Bansa, sebagaimana KompasTekno rangkum dari Science Alert, Jumat (5/10/2018).

Berswafoto memang mudah. Namun menurut Bansal, kebanyakan kasus diakibatkan kurangnya kewaspadaan orang-orang yang seringkali nekad mengambil gambar yang sempurna tanpa memperhitungkan risiko kehilangan nyawa.

Penelitian tersebut memang terutama dilakukan di India, di mana kasus selfie yang memakan korban paling banyak terjadi. Namun, kasus selfie yang menyebabkan kematian juga terjadi di beberapa negara lain seperti Rusia, Amerika Serikat, dan Pakistan.

"Jika Anda sekadar berdiri, mengambil foto dengan selebriti atau sesuatu, tentu tidak berbahaya. Tapi jika selfie dilakukan dengan tindakan berisiko, itulah yang menyebabkan selfie menjadi berbahaya," jelas Bansal.

Gara-gara ingin "like"

Bansal juga menyayangkan banyak orang berambisi mengidamkan jepretan selfie yang sempurna demi meraup likes (suka) di platform media sosial. "Saya pikir itu tidak sebanding dengan harga nyawa," imbuhnya.

Bansal memprediksi bahwa masih banyak kasus kematian akibat selfie yang tidak terdokumentasi karena tidak dilaporkan. 

Baca juga: Perilaku Selfie Berlebihan Kini Dikategorikan Sebagai Kelainan Mental

Ia mengatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan jumlah kasus ini kedepannya adalah dengan memasang larangan selfie di area-area tertentu seperti badan air, puncak gunung dan puncak gedung pencakar langit.

Beberapa negara telah memberlakukan larangan ini, seperti India dan Rusia, Bisa juga dengan menandai tempat (spot) aman buat ber-selfie ria.

Di Indonesia, rencana membuat spot khusus yang aman untuk selfie muncul setelah seorang pendaki tewas tercemplung ke kawah saat berupaya menjepret swafoto pada 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com