Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Moderator Konten Medsos, Terpaksa Nonton Video Porno 8 Jam

Kompas.com - 19/10/2018, 19:39 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber BBC,Wired

"Jika mereka ingat dengan baik, mereka akan memblokir simbol apapun terkait terorisme. Tapi jika mereka hanya melihatnya sekilas, mereka bisa saja salah menerka orang biasa yang ingin protes ke pemerintah, tapi dianggap sebagai teroris", imbuh Riesewieck.

Tertekan, tak bisa mundur

Jika terjadi kesalahan seperti kurang memperhatikan konten yang dinilai, para moderator akan mendapatkan masalah besar.

"Ketika memulai pelatihan, saya tidak tahu apa itu moderator konten. Saya benar-benar tidak tahu dan itu kali pertama saya mendengarnya (konten moderator)", ujar salah satu pegawai wanita.

Ia pun merasa tertekan, menyaksikan serangkaian konten negatif, mulai dari siaran bunuh diri secara langsung, pelecehan seksual kepada anak-anak, perundungan, hingga penjagalan di wilayah perang.

"Saya harus melihat video-video kekerasan anak-anak yang dilecehkan, tindakan dalam video tersebut tak bisa saya maafkan", aku pegawai wanita tadi dengan suara tercekat.

Sayangnya, ketika ia mencoba mengundurkan diri, kepala tim tempatnya bekerja tidak mengizinkan.

"Dia (kepala tim) bilang bahwa saya harus melakukannya karena itu adalah pekerjaan saya dan saya telah menandatangani kontrak," ujarnya.

Nonton pornografi 8 jam

Di dalam film The Cleaner, secara kasat mata, para pekerja outsourcing ini digambarkan tak jauh berbeda dengan pekerja kantoran atau pegawai startup. Namun dari cara kerjanya, mereka ibarat pemulung yang menjumput sampah digital.

Misalnya saja seperti yang dialami salah satu moderator yang pernah bertugas untuk Facebook. Ia menuturkan pernah menonton video kucing yang dipanggang di dalam microwave. Video semacam itu tentu berdampak pada psikologis para pegawai.

"Tentu saja hal itu bisa meningglakan trauma yang bisa berujung ke post-traumatic stress disorder (PTSD)", papar Riesewieck.

Sindrom dimaksud kerap dialami para veteran perang setelah kembali ke lingkungan yang normal. Kondisi itu diamini oleh salah satu psikolog asal Manila, Denise (nama samaran), yang sempat memeriksa kejiwaan dua orang moderator.

"Ada jejak memori di ingatan mereka", paparnya, dilaporkan Wired.

Beberapa pekerja berhenti dari profesi moderator konten karena terguncang mentalnya. Mereka yang memiliki pasangan mengaku mengalami penurunan hubungan intim dengan pasangannya. Ada juga yang sebaliknya, malah ditimpa kenaikan birahi. 

"Apa yang akan Anda rasakan kalau harus terpaksa menonton pornografi hingga 8 jam setiap hari. Berapa lama Anda bisa terima itu?" tanya sang psikolog. 

Baca juga: Direvisi, Aturan Konten Negatif di Internet Bakal Diperinci

Halaman:
Sumber BBC,Wired
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com