Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Moderator Konten Medsos, Terpaksa Nonton Video Porno 8 Jam

Kompas.com - 19/10/2018, 19:39 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber BBC,Wired

Pekerja lain dengan nama samaran Maria juga mengaku jengah dan terganggu dengan menonton adegan kekerasan seksual kepada anak-anak. Paranoia itu terjadi pula ke pegawai lain dan mempengaruhi kehidupan sosial mereka di dunia nyata.

Di dunia maya, mereka melihat banyak sekali keberagaman, hasil dari konsep demokrasi yang dijunjung tinggi jejaring sosial. Tak jarang, mereka kehilangan akal, menganggap orang-orang di sekitar mereka punya itikad buruk.

Maria mengisahkan, teman-temannya bahkan tidak berani meninggalkan anak mereka dengan pengasuhnya.

Kurang perhatian?

Trauma psikologis yang tidak terhindarkan nyatanya kurang mendapat perhatian dari para petinggi media sosial.

"Hampir tidak ada dukungan psikologis yang mumpuni. Mereka benar-benar bekerja, seolah mereka melakukan hal kotor untuk kita semua", jelas Riesewieck.

Untuk ukuran pekerja muda, para moderator sebenarnya dibayar cukup tinggi jika bekerja di bawah perusahaan media sosial yang matang. Namun menurut Riesewieck, upah tersebut kurang cukup untuk mengatasi masalah psikologis mereka.

"Facebook, YouTube dan Twitter mengatakan bahwa dukungan psikologis tersedia bagi semua pengulas konten, baik yang direkrut secara langsung maupun yang melalui outsourcing", imbuhnya.

Baru-baru ini, mantan moderator konten yang pernah bekerja untuk Facebook menuntut jejaring sosial raksasa itu.

Ia menyebut perusahaan pimpinan Mark Zuckerberg tersebut gagal menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi pegawainya, terutama soal kesehatan mental pegawai.

Baca juga: Mantan Moderator Konten Tuntut Facebook, Pekerjaan Bikin Trauma

Facebook pun berdalih dan mengatakan bahwa perusahannya menawarkan akses tanpa batas ke fasilitas kesehatan mental dan berkonsultasi dengan ahli terkait.

"Kami sadar pekerjaan sebagai moderator konten akan sulit. Karenanya, kami menyediakan dukungan yang serius ke para pegawai, mulai dari pelatihan, berbagai manfaat khusus, hingga akses ke fasilitas psikologis," kata perwakilan Facebook.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com