Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Warga Swedia Tanam Microchip di Tubuh

Kompas.com - 26/10/2018, 11:02 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak tahun 2015, lebih dari 4.000 orang Swedia telah menyematkan sebuah microchip yang berisi data pribadi ke dalam tubuh mereka.

Microchip tersebut dibuat oleh Biohax International, perusahaan Swedia yang mendominasi pasar teknologi microchip. Dari namanya, chip ini memiliki ukuran sebesar butiran beras.

Alat kecil itu sejatinya dapat digunakan untuk menyimpan rincian kontak darurat, profil media sosial atau e-tiket untuk acara dan perjalanan kereta api di Swedia, seperti penemuan 100 orang yang ketahuan menggunakan microchip dalam tubuh untuk membayar tiket kereta 2017 silam.

Microchip diklaim aman akan serangan peretas karena alat itu bersifat pasif, yang berarti alat itu tidak bisa membaca informasi yang ada dalam chip itu sendiri. Selain itu, teknologi sekarang juga belum mumpuni untuk meretas sebuah chip.

"Lebih sulit untuk meretas sebuah microchip, apalagi itu (microchip) ada di dalam tubuh pengguna." ujar Jowan Osterlund, pendiri Biohax.

Untuk penggunaan sehari-hari, microchip tersebut mengandalkan teknologi komunikasi jarak pendek (NFC) yang akan bereaksi ketika dipicu oleh sistem, seperti sistem pembayaran, tiket kereta, kunci digital, sistem login dan sebagainya.

Berkat fungsi itu, microchip diklaim dapat mempercepat rutinitas harian pengguna dan membuat hidup mereka lebih nyaman dengan mengakses rumah, kantor, dan gym semudah menggesekkan tangan mereka terhadap pembaca digital.   

Cara menanam microchip di tubuh dengan suntikan.AFP Cara menanam microchip di tubuh dengan suntikan.
Penyematan microchip dalam tubuh diantarkan melalui alat suntik dengan mendorong alat tersebut ke bagian atas jempol, atau ke belakang telapak tangan, sesuai dengan yang pengguna mau. 

Jika mau mendapatkan teknologi ini, pengguna harus mengeluarkan biaya praktik sebesar 180 dolar AS atau sekitar 2.7 jutaan. 

Seperti diketahui, perusahaan teknologi Swedia, Epicenter, dilaporkan telah  menanamkan microchip pada pekerjanya untuk kemudahan absensi, akses pintu, fasilitas kantor, dan lainnya.

Selain itu, startup LinkedIn, juga telah menggunakan teknologi microchip ini sebagaimana dilansir KompasTekno dari Dailymail, Jumat (26/10/2018).

Osterlund mengatakan teknologi ini berhasil diterapkan karena perilaku transaksi orang Swedia sekarang ini sudah bergeser dari tunai ke pembayaran serba non-tunai (cashless society) dan mereka juga lebih mementingkan efisiensi daripada privasi.  

Pihak Biohax menjelaskan lebih lanjut, praktik ini semakin diminati menimbang pabrikan chip itu kerepotan menangani banyaknya permintaan yang tak kunjung padam.

Praktik ini tidak serta-merta berjalan mulus. Ada beberapa pihak yang kurang setuju dengan kehadiran implantasi microchip ini, seperti Ben Libberton, seorang mikrobiologis MAX IV Laboratory.

Ben mengatakan bahwa perkembangan data yang disimpan dalam microchip itu beriringan dengan perkembangan bahaya bagi tubuh.

"Penanaman microchip dapat menyebabkan masalah medis, seperti infeksi dan reaksi pada sistem imun." pungkas Ben.

Selain itu, menurut Ben, privasi tentang informasi kesehatan tubuh yang dapat tersebar dari adanya microchip ini juga dinilai sangat berpotensi menjadi masalah, sebagaimana dikutip dari Dailymail.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
AMD Umumkan Prosesor Ryzen Pro 8000, Bawa AI ke Laptop dan Desktop

AMD Umumkan Prosesor Ryzen Pro 8000, Bawa AI ke Laptop dan Desktop

Hardware
Samsung S22 Series, Tab S8, Z Fold 4, dan Z Flip 4 Kebagian Galaxy AI Bulan Depan

Samsung S22 Series, Tab S8, Z Fold 4, dan Z Flip 4 Kebagian Galaxy AI Bulan Depan

Software
Kominfo Sebut Game Bermuatan Kekerasan Bisa Diblokir

Kominfo Sebut Game Bermuatan Kekerasan Bisa Diblokir

Game
Siap-siap, Microsoft Selipkan Iklan di 'Start Menu' Windows 11

Siap-siap, Microsoft Selipkan Iklan di "Start Menu" Windows 11

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com