Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendiri Oculus Dipecat Facebook Karena Dukung Trump?

Kompas.com - 13/11/2018, 09:06 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu pendiri Oculus VR sekaligus kreator headset Virtual Realit (VR) Rift, Palmer Luckey telah meninggalkan Facebook pada awal tahun 2017 silam. Namun saat itu, tidak ada alasan pasti mengapa ia meninggalkan Facebook.

CEO Facebook, Mark Zuckerberg pun hanya mengatakan bahwa alasan kepergian Luckey adalah masalah pribadi yang disebutnya tidak pantas untuk disebarkan.

Rumor yang santer terdengar adalah karena Facebook tidak senang dengan pilihan politik Luckey. Tapi saat rapat dengar pendapat di hadapan wakil rakyat awal tahun ini, Zuckerberg membantah tudingan bahwa Luckey dipecat karena pilihan politiknya.

Belakangan muncul perkembangan terbaru. Sebuah laporan anyar menyebutkan bahwa Luckey memang didepak dari Facebook lantaran mendukung Donald Trump yang kini telah menjabat sebagai President Amerika Serikat

Baca juga: Ikuti WhatsApp dan Instagram, Pendiri Oculus Hengkang dari Facebook

Sebelumnya, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Wall Street Journal, Selasa (13/11/2018), Luckey konon pernah mendonasikan uang sebesar 10.000 dollar AS untuk mendukung simpatisan anti-Hillary Clinton, lawan Trump dalam pemilu AS tahun 2016.

Wall Street Journal mengaku mendapat e-mail dan keterangan sumber lain yang mengindikasikan bahwa Zuckerberg pernah menekan Luckey untuk menyuarakan dukungan kepada kandidat presiden lain, Gary Johnson, setelah isu donasi ke kubu anti-Hillary mencuat.

Hengkangnya Luckey disinyalir bukanlah atas inisiatifnya sendiri. Facebook disebut memberikannya cuti sebelum akhirnya memecat Lunckey dengan uang pesangon 100 juta dollar AS saat itu.

Dianggap membendung suara konservatif

"Semua detail yang berkaitan dengan masalah pegawai adalah sangat rahasia. Ini merupakan kebijakan kami untuk semua pegawai, apapun kedudukannya," jelas salah satu juru bicara Facebook terkait kepergian Luckey.

Ia kembali menegaskan bahwa Luckey meninggalkan Facebook yang mengakuisisi Oculus pada 2014 bukan karena pilihan politiknya.

Baca juga: Facebook Resmi Miliki Oculus VR

"Kami selalu memperjelasnya bahwa segala urusan politik itu kehendak Palmer dan kami tidak menekannya untuk mengatakan sesuatu yang tidak faktual atau benar," imbuh sang perwakilan Facebook.

Luckey tidak memberikan tanggapan atas hal ini. Ia hanya mengatakan bahwa sisa tim yang masih bertahan di Oculus saat ini adalah yang terbaik dalam industri VR.

Kabar Luckey didepak karena pilihan politiknya muncul di tengah-tengah tuduhan bias politik dari beberapa raksasa teknologi Silicon Valley seperti Facebook, Google, dan Twitter, yang cenderung liberal dan dianggap berupaya membendung suara konservatif.

Trump sempat menuduh Google telah mengutak atik hasil pencarian di Google Search terhadap pemberitaan soal dirinya. Ia menganggap bahwa Google hanya menampilkan berita negatif tentang Trump.

Jauh sebelumnya, Facebook telah menghadapi tuduhan serupa.

Dalam rapat dengar pendapat di hadapan wakil rakyat AS awal tahun lalu, Zuckerberg ditanya apakah ia atau Facebook sengaja membendung pandangan politik konservatif karena telah memblokir laman Diamond and Silk yang diketahui sebagai influencer pendukung Trump.

Baca juga: Headset VR Oculus Quest Meluncur, Bisa Dipakai Nge-game Tanpa PC

Bulan Oktober lalu, salah satu mantan teknisi Facebook, Brian Amerige juga meninggalkan Facebook setelah menulis memo kontroversial.

Ia mengkritik lingkungan kerja Facebook yang dianggapnya monokultur terhadap pandangan politik dan intoleran terhadap perbedaan pendapat.

Amerige tidak menyebutkan secara spesifik alasannya meninggalkan Facebook. Namun ia memastikan keputusannya bukan dalam rangka mencoba hal baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com