Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Monopoli, Qualcomm "Dipaksa" Lisensikan Chip ke Pesaing

Kompas.com - 14/11/2018, 17:41 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pembuat chip asal Amerika, Qualcomm terus ditimpa masalah. Baru-baru ini, pabrikan chip itu dianggap memonopoli pasar dan 'dipaksa' untuk melisensikan paten chip-nya ke vendor lain seperti Samsung, Huawei, dan Intel.

Keputusan ini diambil sepihak oleh Hakim pengadilan AS, pasca-tuntutan yang diajukan komisi perlindungan pasar FTC (Federal Trade Commision) AS, terkait masalah model bisnis sang pabrikan beberapa waktu silam.

Menurut pengadilan, model bisnis Qualcomm yang membatasi akses lisensi paten utama ke pabrikan lain rupanya tidak sejalan dengan nilai-nilai bisnis pabrikan pada umumnya yang biasa disebut FRAND (fair, reasonable and non-discriminatory).

FRAND ini sejatinya adalah nilai yang mengatur para pemain industri agar bertindak adil dalam memanufaktur sebuah paten produk, dengan tidak mendiskriminasi kompetitor yang membuat produk di pasar yang sama.

Diketahui, aturan FRAND mewajibkan para pabrikan menetapkan paten utama bikinannya agar tidak berbenturan dengan paten utama lain.

Nantinya, paten utama itu akan dilisensikan ke pabrikan yang ingin menggunakan teknologi tersebut, dengan membayar sejumlah uang royalti.

Qualcomm sendiri menyetujui FRAND dengan menetapkan teknologi LTE "4G" sebagai paten utamanya, dengan menjual lisensi kembangan miliknya itu ke pabrikan pesaing, seperti menjual lisensi modem Snapdragon X20 LTE yang tersemat pada SoC Snapdragon 845 pada pabrikan ponsel.

Namun, seiring berjalannya dominasi Qualcomm di pasar SoC, pabrikan chip AS itu tampaknya berlaku tidak adil. Bukan menjual paten utama, melainkan dengan menaikkan harga lisensi paten utamanya ke konsumen dan kompetitor yang berujung tuntutan FTC di atas.

Tak hanya FTC, diketahui pihak lain seperti China, Korea Selatan, Uni Eropa, pabrikan Apple, Samsung, dan Intel, juga menuduh sang pabrikan chip melanggar FRAND.

Model bisnis demikian disebut FTC dapat menciderai nilai-nilai FRAND, di mana Qualcomm akan dengan mudah meraup keuntungan dengan memonopoli pasar karena paten utama tidak serta-merta 'terjangkau' oleh pesaing.

Untuk mencegahnya, pengadilan pun menjatuhkan putusan terkait agar sang terduga pabrikan modem chip mengikuti aturan dengan membatasi dominasi pasar, hingga tercipta persaingan yang fair dalam industri manufaktur.

Jika putusan awla ini akhirnya difinalisasi, maka pabrikan chip pesaing, seperti Samsung yang masih menggunakan modem Intel, memanufaktur chip modem sendiri tanpa dipasok Qualcomm.

Meskipun begitu, perusahaan Steven Mollenkof mungkin tidak menerima kabar ini dengan bahagia, menimbang pabrikannya memiliki aturan di mana paten utama mereka disebut dijaga dengan ketat, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Android Central, Rabu (14/11/2018).

Seperti diketahui, dalam urusan chip modem, Qualcomm sendiri telah melisensikan teknologi modem 5G X50 di beberapa perangkat bikinan belasan vendor pada tahun 2019.

Tiga vendor tersebut di awal, Huawei, Samsung, dan Intel, rupanya tidak ditemui di dalam daftar partner Qualcomm.

Absennya ketiga pabrikan dari daftar partner Qualcomm itu terlihat sebagai bukti dari persaingan di pasar chip modem, di mana ketiganya disebut menggunakan teknologi modem, seperti 5G Balong 5000 milik Huawei, yang dibuat untuk menyaingi modem raksasa chip didikan Mollenkof.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model Bahasa AI Kecil untuk Smartphone

Software
Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Meta Umumkan Horizon OS, Sistem Operasi untuk Headset VR Merek Apa Pun

Software
Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Tanda-tanda Smartphone iQoo Z9 dan Z9x Segera Masuk Indonesia

Gadget
Apple Gelar Acara 'Let Loose' 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Apple Gelar Acara "Let Loose" 7 Mei, Rilis iPad Baru?

Gadget
Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

Bos Samsung Lee Jae-yong Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan untuk Pertama Kalinya

e-Business
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com