Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Sebut Pengguna iPhone di China Mayoritas Kaum Miskin Terselubung

Kompas.com - 22/11/2018, 05:42 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Selama ini ada anggapan di masyarakat bahwa merek ponsel tertentu memiliki kaitan langsung dengan status sosial seseorang. Jika seseorang memiliki smartphone dengan spesifikasi high end misalnya, maka dia akan dianggap memiliki status sosial tinggi di masyarakat.

Di antara beragam merek yang ada, produk iPhone yang dirilis Apple menjadi produk yang paling banyak mendapatkan kesan mewah di mata masyarakat. Mungkin ini juga disebabkan harganya yang terbilang tinggi atau karena Apple kerap membuat produk yang dicitrakan kelas atas.

Dengan demikian, seseorang yang memiliki dan menggunakan iPhone, sering dinilai berasal dari kalangan berada.

Namun, berdasarkan artikel yang ditulis South China Morning Post, premis ini justru tidak berlaku di China. 

Sebuah riset yang dilakukan lembaga MobData, justru menemukan pengguna iPhone di Negara Tirai Bambu itu mayoritas berasal dari kalangan "invisible poor" atau miskin terselubung.

Maksudnya, kemiskinan itu tidak terlihat karena tertutup penampilan dan gayanya yang tidak mencerminkan seseorang tidak mampu secara finansial.

Baca juga: “Hari Jomblo” di China, iPhone Malah Lebih Laris daripada Ponsel China

Berbanding terbalik

Harga iPhone setelah peluncuran iPhone XS dan XS Max.Istimewa Harga iPhone setelah peluncuran iPhone XS dan XS Max.
Lebih lanjut, pemilik iPhone di China disebut berasal dari kalangan perempuan yang belum menikah, usia 18-34 tahun, tamatan SMP atau SMA, ekonomi sulit, dan tidak banyak memiliki aset.

Pendapatan mereka jika dirata-rata dalam sebulan maksimal 3.000 yuan atau Rp 6,3 juta.

Hal ini berbanding terbalik dengan pemilik merek ponsel lain, misalnya Huawei atau Xiaomi. Menurut penelitian itu, pengguna dua ponsel produksi China itu cenderung berasal dari kalangan berada.

Pengguna dua merek ponsel ini berasal dari kalangan laki-laki menikah dengan rentang usia 25-34 tahun. Mereka mengenyam pendidikan diploma atau sarjana dan memiliki pendapatan antara 5.000-20.000 Yuan atau Rp 10,5 juta hingga Rp 42,2 juta.

Mereka rata-rata sudah memiliki rumah tinggal dan mobil pribadi, sementara pemilik iPhone tidak memilikinya.

Sementara itu, selain Huawei dan Xiaomi, dua merek lain yang menjadi pilihan kalangan masyarakat di China dengan penghasilan 3.000-10.000 Yuan atau Rp 6,3 juta hingga Rp 21 juta adalah merek lokal seperti Oppo dan Vivo.

Pasar Apple melemah

Apple Store Pudong 2Apple Apple Store Pudong 2
Di China, Apple sendiri masih menempati peringkat ketiga sebagai vendor smartphone terbesar. Penjualan iPhone di negeri Asia Timur itu di bawah produk Samsung dan Huawei.

Peluncuran lini produk baru iPhone, yaitu iPhone XS, iPhone XS Max, dan iPhone XR selama ini disambut pasif oleh konsumen karena harganya yang terbilang mahal.

Pengguna pun disebut beralih ke produk yang lebih murah seperti OnePlus atau lini produk Honor besutan Huawei.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com