KOMPAS.com — Para investor Facebook meminta Mark Zuckerberg untuk lengser dari jabatannya sebagai chairman (pemimpin direksi). Permintaan ini diajukan setelah adanya laporan bahwa Facebook merekrut firma public relations bernama Definers untuk memoles kampanye hitam terhadap George Soros.
Gerge Soros, filantropi keturuann Amerika-Yahudi, diketahui mendirikan lembaga swadaya bernama Open Society Foundation. Lembaga ini disberitakan mempromosikan gerakan anti-Facebook. Mereka menuduh Facebook mengancam nilai-nilai demokrasi.
Salah satu investor yang menuntut Zuckerberg untuk mundur adalah Jonas Kron, Senior Vice President di Trillium Asset Management. Kron yang memiliki saham 8,5 juta poundsterling di Facebook ini menginginkan pendiri Facebook itu turun dari jabatan chairman.
"Facebook seakan menjadi perusahaan istimewa," sebut Kron. "Padahal tidak. Facebook adalah perusahaan, dan perusahaan harus memiliki pemimpin direksi kepala (chairman) dan CEO yang terpisah," imbuh Kron.
Tuntutan untuk mundur disebut akan menyulitkan Sir Nick Clegg, pejabat baru Facebook yang diangkat sebagai Head of Global Policy and Communication bulan lalu.
Clegg, yang notabene adalah bekas politisi senior yang berkoalisi dengan mantan Perdana Menteri Inggris David Cameron 2010 lalu, diminta untuk melakukan peninjauan atas laporan Facebook yang menggunakan firma pelobi.
Baik Zuckerberg dan Clegg didesak untuk menindaklanjuti laporan prekrutan Definers demi memperbaiki reputasinya, terlebih setelah beberapa skandal seperti tuduhan keterlibatan Rusia dalam pemilu AS 2016 dan penyalahgunaan data pengguna oleh Cambridge Analytica.
Definers dituduh mengampanyekan kritik anti-semitisme yang memuat artikel bias tentang kompetitor Facebook. Kampanye tersebut termasuk melibatkan para jurnalis untuk membuat laporan bahwa kelompok anti-Facebook terkait dengan Soros.
Baca juga: Marah, Zuckerberg Minta Petinggi Facebook Ganti iPhone dengan Android
Chief Executive Facebook Investor Julie Goodridge menyebut desakan agar Clegg meninjau Facebook sebagai hal yang tidak masuk akal.
"Saya rasa Anda tidak bisa menunjuk seseorang yang secara esensial masih berada di bawah jajaran tinggi dan di bawah manajemen kelas atas," ujar Goodridge, sebagaimana KompasTekno kutip dari The Telegraph, Kamis (22/11/2018)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.