Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Bikin Harga Bitcoin Terus Turun

Kompas.com - 26/11/2018, 19:21 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Silang pendapat diduga kembali muncul dari kelompok penggagas Bitcoin Cash yang kemudian pecah menjadi dua kubu. Bitcoin Cash pecah menjadi dua, yakni Bitcoin ABC dan Bitcoin SV.

Dalam dunia peranti lunak, satu induk paket software yang terpecah menjadi kepingan berbeda disebut fork. Namun, fork yang baru tidak bisa menggantikan Bitcoin orisinil. Kendati begitu, mereka berpeluang menciptakan chaos dalam pasar dagang kripto.

4. Solusi yang Tidak Nyata

Para pencipta Bitcoin memiliki visi agar Bitcoin bisa mempermudah transaksi pembayaran secara instan lintas negara, tanpa harus berpusing tentang nilai tukar mata uang negara yang berbeda-beda.

Salah satu kriptokurensi yang lumayang besar lainnya adalah Ethereum. Ethereum, hingga saat ini masih mencoba menciptakan super komputer global. Ribuan token lain juga diciptakan untuk tujuan yang besar.

Tapi sejauh ini, token-token tersebut hanya digunakan untuk perdagangan spekulatif. Para pengembang mengatakan bahwa Bitcoin, Ethereum, dan kebanyakan kriptokurensi tertatih-tatih karena masalah teknis yang membuat token mereka sulit digunakan untuk transaksi di dunia nyata.

Baca juga: Arab Saudi Resmi Larang Bitcoin

Mereka yang berkecimpung dalam industri kriptokurensi memang menawarkan solusi untuk memudahkan transaksi di masa depan, tapi mereka lambat untuk memproduksinya.

5. Campur Tangan Pemerintah

Sejauh ini, pemerintah di banyak negara seakan menjadi oposisi kriptokurensi. Namun menurut Christine Lagarde, Managing Director and Chairwoman International Monetary Fund (IMF) mengatakan bahwa mata uang digital bisa meningkatkan jaringan pembayaran.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah bisa ikut andil dalam mengatur kriptokurensi lebih efektif dan menghapus masalah kurangnya kepercayaan yang justru membelenggu kriptokurensi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com