Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegawai Google Bikin Petisi Pembatalan Proyek "Dragonfly"

Kompas.com - 28/11/2018, 17:01 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah pegawai Google berbondong-bondong mengisi petisi untuk meminta perusahaan membatalkan proyek kontrovesial Dragonfly. Proyek tersebut adalah pembuatan mesin pencarian khusus untuk China yang dilengkapi dengan sensor.

Sedikitnya sebelas insinyur Google yang beberapa di antaranya merupakan senior, menandatangani petisi dengan keterangan bahwa akan lebih banyak tanda tangan yang akan datang.

Petisi tersebut mulai ditandatangani pada Selasa (27/11/2018), pagi pukul 10.00 waktu setempat.

Sejak proyek ini terungkap Agustus lalu, Dragonfly mendapat pengawasan karena melakukan sensor untuk beberapa kata, seperti "hak asasi manusia" dan "protes siswa" dari hasil pencarian.

Mereka menyebut bahwa Dragonfly berpotensi menjadi preseden bagi negara lain untuk membuat konsensi saat terjadi ketegangan politik, yang bisa membuat Google kesulitan untuk menolaknya.

Para karyawan Google juga menyoroti kebebesan pendapat akibat sensor yang diberlakukan.

Sensor ini bertujuan untuk menyesuaikan kebijakan yang berlaku di China, yang meminta perusahaan teknologi, khususnya perusahaan asing yang beroperasi di sana, memberikan keleluasaan bagi pemerintah untuk mengakses data pengguna.

Kelompok pendukung hak asasi manusia Amnesti Internasional pun telah memulai kampanye untuk memprotes proyek ini, berdampingan dengan para pegawai Google yang menyuarakan solidaritas.

"Kami pegawai Google dan kami bergabung dengan Amnesti Internasional untuk meminta Google membatalkan proyek Dragonfly, usaha Google untuk membuat mesin pencarian yang dilengkapi alat sensor untuk pasar China yang memungkinkan pengawasan dari pemerintah," cuplikan petisi pegawai Google.

Surat ini merupakan surat kedua yang dilayangkan pegawai Google dalam beberapa bulan terakhir untuk mempetisi perusahaan search engine raksasa itu. Pesan yang disampaikan tetap sama, yakni meminta Google mempertimbangkan kembali proyek Dragonfly.

Baca juga: CEO Google Buka Suara soal Dragonfly, Mesin Pencari Khusus China

Sebelumnya, Intercept melaporkan bahwa lebih dari 1.400 pegawai Google telah menandatangani surat internal yang meminta transparansi besar-besaran soal rencana mesin pencarian di China, yang disesuaikan dengan tinjauan etik untuk proyek ini.

Perwakilan Google pun menanggapi kegaduhan proyek ini, seperti diwartakan Business Insider, sebagaimana KompasTekno himpun, Rabu (28/11/2018).

"Kami telah berinvestasi selama beberapa tahun ke belakang untuk membantu para pengguna China, mulai dari pengembangan Android, melalui aplikasi mobile seperti Google Translate dan Files Go, dan alat pengembangan lain," jelas salah satu perwakilan Google.

Ia menambahkan, bahwa proyek mesin pencarian di China telah diselidiki dan belum menutup kemungkinan untuk meluncurkan produk mesin pencarian di Negeri Tirai Bambu.

Baca juga: 19 Kata yang Hanya Dimengerti oleh Karyawan Google

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tesla Lakukan PHK Terbesar, 14.000 Karyawan Diberhentikan

Tesla Lakukan PHK Terbesar, 14.000 Karyawan Diberhentikan

e-Business
Jadwal MPL S13 Pekan Ini, Evos Glory Vs Onic Esports

Jadwal MPL S13 Pekan Ini, Evos Glory Vs Onic Esports

Game
Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Gadget
Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Gadget
Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Hardware
Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com