Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ponsel 5G Bisa Jadi Korban "Shutdown" Pemerintah AS

Kompas.com - 15/01/2019, 12:25 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber CNET

"Dan jika tidak segera disertifkasi oleh FCC, manufaktur dan pemasok peralatan telekomunikasi tidak bisa menjual bahkan memasarkannya di AS," imbuhnya.

Produk yang dimaksud beragam, mulai dari ponsel, tablet, WiFi, router, dan gadget IoT. Tak hanya perangkat bersertifikasi FCC saja yang terkendala, shutdown juga memengaruhi perangkat elektronik medis yang membutuhkan persetujuan dari FDA.

Beberapa di antaranya adalah produk yang dipamerkan di CES 2019 kemarin seperti sonogram, arloji pintar, atau rompi yang bisa memberikan peringatan bagi pasien jika mengalami gagal jantung.

Namun, FDA memiliki kebijakan yang ebrbeda dengan FCC, mengannggapi periode shutdown kali ini. FDA memutuskan untuk melanjutkan proses pengajuan yang dikirim sebelum shutdown berlangsung. Tapi untuk pengajuan setelah shutdown diumumkan, tidak akan diproses.

Sehingga, tumpukan pengajuan yang dianggurkan selama shutdown, akan menjadi masalah baru setelah shutdown resmi dibuka nantinya. Dirangkum KompasTekno dari Cnet, Senin (14/1/2019), belum diketahui berapa jumlah produk teknologi yang terdampak keputusan politis ini.

Sebab, cukup sulit mengetahui perusahaan atau perangkat apa saja yang sedang dalam proses persetujuan saat shutdown dimulai. FDA dan FCC belum memberikan komentar terkait hal itu.

Diprediksi, untuk perangat IoT sendiri jumlahnya bisa mencapai ribuan yang sedang menunggu persetujuan dari FCC. Jumlah itu ditaksir dari perkiraan jumlah perangkat yang akan membanjiri pasar elektronik beberapa tahun ke depan. Firma riset Gartner memprediksi akan ada 20,4 juta perangkat hingga tahun 2020.

Startup Paling Menderita

Beberapa ahli mengatakan bahwa dibanding perusahaan besar, perusahaan rintisan atau stratup justru mengalami penderitaan yang lebih parah sepanjang shutdown.

"Stratup-startup tersebut fokus untuk menjadi startup unicorn dengan satu atau dua produk inovatif yang akan paling terdampak," jelas Marc Martin, mitra dari firma hukum Perkins Coie LLP yang mengepalai firma kelompok industri komunikasi.

"Mereka tidak memiliki banyak produk di pasaran yang bisa membuat mereka terus berjalan," imbuhnya.

Baca juga: ZTE Bersiap Rilis Ponsel 5G di Pertengahan 2019

Sementara perusahaan besar semacam Apple, Samsung, dan Sony tidak akan senang dengan adanya shutdown yang tak berkesudahan ini. Seperti yang dikatakan, hal itu akan berdampak pada jadwal peluncuran produk mereka untuk beberpa pekan bahkan bisa jadi bulanan.

"Namun hal itu tidak akan menurunkan bisnis mereka" ujar Martin.

Meski begitu, Martin dan Quirk mengatakan bahwa klien mereka belum terlalu panik, karena shutdown terjadi di masa liburan. Tapi tetap saja, para vendor merasa khawatir jika penutupan ini akan berlarut-larut.

"Jika shutdown berlangsung beberapa minggu, semua orang bisa menunda beberapa rencana. Tapi jika berlangsung selama satu atau dua bulan lagi, saya akan mendapat amukan masa," jelas Martin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber CNET
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com