Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ocha dan Ave, Kakak Beradik Pencipta Robot "Roti Bakar"

Kompas.com - 20/01/2019, 13:08 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Merakit robot yang terlihat rumit ternyata tak melulu dikerjakan orang dewasa. Nyatanya dua anak yang masih belia bisa membuat robot-robot unik yang membawa mereka berprestasi hingga ke kancah internasional.

Mereka adalah Syahrozad Zalfa Nadi (12) atau yang akrab disapa Ocha, dan adiknya, Avicenna Roghid Putra Sidik (8) yang biasa dipanggil Ave.

Keduanya adalah kakak-beradik asal Pamulang, yang sama-sama menekuni dunia robotik sejak kecil. Ocha mulai tertarik membuat robot sejak usia sembilan tahun.

Ketertarikan ini ternyata berasal dari adiknya, Ave yang saat itu baru berumur lima tahun. Sejak duduk di bangku taman kanak-kanak, Ave memang senang dengan permainan bongkah-bongkah seperti lego.

Ia pertama kali mengenal dunia robot-robotan dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Imajinasi tinggi mereka diwujudkan dengan merakit robot. Dibantu oleh instruktur untuk mengembangkan minat mereka dalam robotik.

Baca juga: Perkembangan Robot Manusia dari Masa ke Masa

Hingga saat ini, Ocha dan Ave telah membuat beberapa jenis robot, seperti Soccer Robot, Sumo Robbot, Maze Robot, Humanoid Robot, Coding Robot, Drone, dan Creative Natural Disaster Robot.

Robot "Roti Bakar"

Dalam acara "Ngobrol Aja Dulu #1: Tech Kids" yang diadakan Tokopedia dan Komunitas Mata Kita, Sabtu (19/1/2019) di Jakarta, kakak beradik ini memamerkan beberapa karyanya.
Yang paling menarik adalah robot mitigasi bencana yang mereka namakan "Roti Bakar".

"Jangan salah dulu, ini bukan robot untuk bakar roti. Tapi ini singkatan dari Robot Mitigasi Bencana Gempa dan Kebakaran," jelas Ocha kepada sekitar 50 penonton yang hadir.

Robot ini rencananya akan dibawa dalam kompetisi International Islamic, School Robot Olympiad (IISRO) di Turki pada Mei atau Juni mendatang. "Roti bakar" merupakan robot yang berbentuk seperti mobil, dilengkapi beberapa sensor.

Seperti sensor api yang akan mendeteksi keberadaan api, kemudian memadamkannya dengan kipas yang dipasang di atas mobil. Ada juga sensor yang berguna untuk mendeteksi keberadaan manusia.

"Robot ini juga berfungsi mengurangi jumlah korban gempa dan kebakaran," papar Ocha.

Selain mendeteksi keberadaan amnusia, robot ini juga akan membunyikan alarm dan menyalakan lampu agar orang-orang di sekitarnya mengetahui kebedaraan robot tersebut.


"Jika orang-orang sudah berkumpul, pintu di belakang ini akan terbuka dan orang-orang akan masuk ke bagian belakangnya," lanjut Ocha.

Ocha melanjutkan jika semua orang sudah aman di dalam mobil, robot ini akan berjalan untuk keluar dari zona merah. Tak hanya itu, Ocha dan Ave juga melengkapi robot ini dengan sensor ultrasonik yang akan mendeteksi rintangan.

Sehingga, mobil robot tersebut tidak akan menabrak penghalang di belakangnya dan akan menghindari penghalang tersebut untuk memilih jalur yang lebih aman.

Dalam membuat robot, Ocha dan Ave berbagi peran. Ave lebih fokus pada perakitan robot yang dibantu oleh instrukturnya. Sementara Ocha akan mengurus bagian pemrograman.
Robot "Roti Bakar" ini digarap Ocha dan Ave saat liburan semester Desember 2018 lalu.

Syahrozad Zalfa Nadi (Ocha) dan Avicenna Roghid Putra Sidik (Ave) mendemonstrasikan robot hasil karya mereka.
KOMPAS.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi Syahrozad Zalfa Nadi (Ocha) dan Avicenna Roghid Putra Sidik (Ave) mendemonstrasikan robot hasil karya mereka.
Kedua murid MI dan MTs Pembangunan UIN Jakarta ini telah memenangi beberapa kompetisi cipat robot skala internasional.

Beberapa di antaranya adalah juara pertama Category Creative Robot, WOnderful Indonesia Robot Challenge (WIRC), Gold Prize Category Soccer Robotic Junior, AYRO Singapore, Excellence Award Category Steam Mission, IYRC Suth Korea, dan Best ENgineering Solar Robotic STIR Malaysia.

Meski membuat beberapa robot, Ocha dan Ave tetap tidak lupa tugas utamanya sebagai pelajar.

Mereka tetap bisa membagi waktu untuk belajar, sekolah, membuat robot, dan berlatih taekwondo. Tak hanya bergelut di dunia robotik, Ocha dan Ave juga kerap mengikuti kompetisi Tekwondo.

Baca juga: Setelah Bertemu Tim Cook, Programer Cilik Yuma Soerianto Ingin Bertemu Jokowi

"Biasanya pas awal-awal ikut robotik bikin (robot) di rumah satu sampai dua jam. Tapi setelah ada Robotic Club di sekolah, cuma buat robot setiap Sabtu jam delapan sampai jam 12 aja," jelas Ocha.

M Sidik Sisdiyanto, ayah Ocha dan Ave mengatakan terus mengikuti dan mendukung penuh minat serta bakat putra-putrinya.

"Mereka mengatur waktu sendiri. Kapan waktu ikut lomba taekwondo, kapan ikut robotik. Secara akademis, nilai mereka juga bagus," ungkapnya.

Ia mengaku tidak pernah memaksa kehendak anaknya.

"Orangtua kadang memaksa anak untuk mencapai tingkat tertentu, tapi kita sendiri memang harus mengukur kemampuan anak," imbuhnya

Ketika ditanya apa cita-citanya, Ocha menjawab ingin menjadi dokter spesialis anak.

"Tapi alatnya pakai robot semua gitu," imbuhnya.

Ia pun mengajak anak seusianya untuk terus meningkatkan bakat dan minatnya, seperti yang ia lakukan bersama sang adik.

"Kalau kita melakukan sesuatu, harus melakukan dengan kerja keras dan berdoa. Gak ada yang enggak mungkin dilakukan kalau kita punya niat", pungkas Ocha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com