Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bapak Internet" Ungkap Dua Kelemahan Besar Internet

Kompas.com - 21/01/2019, 20:09 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Internet adalah jaringan global yang menghubungkan miliaran perangkat digital di seluruh dunia. Layaknya banyak hal lain, meski perannya sangat besar dan tak terpisahkan dari kehidupan masa kini, internet pun tak sempurna.  

Vint Cerf, salah satu pencetus yang sering disebut sebagai "Bapak Internet" menyebutkan bahwa internet lahir dengan kekurangan yang cukup serius.

Pria yang kerap tampil necis dengan setelan lengkap dan dasi ini mengungkapkan ada dua kelemahan yang cukup besar di cara kerja internet ketika diluncurkan tahun 1983, saat istilah "internet" pertama kali digunakan.

Kurang tempat

Masalah pertama saat itu adalah tidak cukupnya tempat atau ruang di jaringan untuk menampung banyaknya perangkat yang terhubung, lalu kedua adalah masalah keamanan.

Masalah ketersediaan ruang internet yang diungkapkan Cerf berhubungan langsung dengan sistem alamat yang ia ciptakan. Setiap perangkat yang terhubung langsung ke jaringan harus memiliki alamat nomor yang unik.

Saat diluncurkan, internet memiliki sistem alamat 32-bit, yang artinya bisa menyokong hingga 4,3 miliar perangkat (hasil dari hitungan 2 pangkat 32). Jumlah itu terbilang besar pada tahun 1970, saat Cerf merancang sistem tersebut.

Baca juga: Internet Indonesia Dipuji "Bapak Internet Dunia"

"Angka itu lebih besar dibanding populasi planet ini saat itu, populasi manusia di muka bumi," jelasnya.

Tapi setelah internet semakin populer sejak tahun 1990 dan awal tahun 2.000-an, semakin banyak perangkat komputer terkoneksi dengan jaringan sehingga kuota 4,3 miliar alamat yang dibuat Cerf bakal segera tak mencukupi.

Cerf dan para pakar internet sadar akan masalah ini. Mereka kemudian merancang strategi untuk memperbarui protokol internet agar ruangan yang semakin dibanjiri pengguna, bisa menampung perangkat baru untuk terhubung ke internet.

Pertengahan tahun 1990, Internet Engineering Task Force mulai mengembangkan Internet Protocol versi 6 atau disebut dengan "IPv6" sebagai pembaruan software yang mendasari jaringan internet. 

Fitur kunci IPv6 adalah sistem alamat 128-bit, yang memberikan kapasitas ruang untuk lebih banyak perangkat. Jumlah perangkat yang bisa ditampung  adalah hasil dari kalkulasi 2 pangkat 128, yakni sekitar 340 undecillion alias 340 miliar miliar miliar miliar alamat. 

Butuh bertahun-tahun bagi perusahaan dan organisasi lain untuk menguji coba IPv6. Standar ini akhirnya dirilis pada tahun 2012.

Sekarang, Google memperkirakan hanya seperempat pengguna di seluruh dunia yang mengakses situs menggunakan alamat IPv6, di mana AS sendiri hanya berkisar 35 persen saja.

"Sekarang kita sadar perlunya alamat 128-bit di standar IPv6, saya berharap mengetahui hal itu lebih awal," ungkap Cerf yang saat ini menjadi wakil presiden Google.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com