Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kesungguhan Facebook Perangi Hoaks

Kompas.com - 30/01/2019, 12:13 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

Sumber CNET

Bagi para pengiklan politik atau isu nasional penting lainnya di Negeri Paman Sam, diharuskan untuk memverifikasi identitas dan lokasi mereka. Mereka juga harus mencantumkan siapa yang membayar iklan tersebut dan menyimpan data tersebut di database publik selama tujuh tahun.

Facebook kemudian memperluas kebijakan ini ke negarai lain di luar AS. Kebijakan ini bukan tanpa celah. Sebagian pengiklan mengeluh jika iklan mereka disalah kategorikan sebagai iklan politik.

Ada pula yang menemukan bahwa sistem ini lemah dan mudah bobol. Seperti yang pernah dicoba oleh media daring Vice dan Business Insider, di mana sistem iklan Facebook meloloskan mereka meski mencantumkan ISIS dan 100 senator di AS sebagai donatur iklan palsu.

Tantangan Pembentukan Dewan Eksternal

Facebook juga masih diprotes soal unggahan mana yang layak dihapus dan mana yang bukan.
Seperti kasus di saat orang-orang mulai membandingkan ditariknya foto perang Vietnam yang ikonik, tapi foto bermuatan pornografi masih beredar di platform tersebut.

Baca juga: Facebook Sensor Foto Patung Telanjang Bersejarah

Mengatasi kasus-kasus tersebut, Facebook mulai bekerja sama dengan pakar eksternal dalam urusan privasi, jurnalisme, hak-hak sipil, dan topik lain untuk mempertimbangkan keputusan-keputusan kontroversial tersebut.

Kembali ke dewan eksternal baru yang sedang disiapkan Facebook, memang masih menyisakan pertanyaan seperti bagaimana keputusan dewan tersebut terhadap konten akan bekerja dan seperti apa kasus yang akan di atasi.

Beberapa tantangan terkait pembentukan dewan ini pun mulai bermunculan. Misalnya bagaimana dewan bisa menyesuaikan dengan sensivitas budaya karena akan memengaruhi pengguna Facebook di seluruh dunia serta bagaimana dewan yang ditunjuk bisa dipilih secara adil dan transparan.

Dikatakan, jika ada pengguna atau internal perusahaan Facebook tidak menyetujui keputusan Facebook, mereka bisa menyerahkannya ke dewan baru tersebut. Facebook disebut sedang menggelar lokakarya di beberapa negara untuk menjawab beberapa pertanyaan tentang rencana berdirinya dewan baru.

Beberapa negara tempat lokakarya tersebut di antaranya digelar di Singapura, Delhi, Nairobi, Berlin, New York, Mexico City, dan beberapa tempat lain dalam enam bulan mendatang.

"Karena kami membangun dewan eksternal, kami ingin memastikan bahwa mereka bisa memberikan penilaian independen, transparan, dan menghormati privasi," jelas Clegg.

Baca juga: Pangsa Pasar Facebook Menurun, Media Sosial Lain Menanjak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com