Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Facebook Ketahuan Bayar Pengguna Muda untuk Serahkan Data Pribadi

Kompas.com - 31/01/2019, 07:06 WIB
Yudha Pratomo,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber TechCrunch

KOMPAS.com - Facebook kembali tersandung isu privasi. Setelah skandal Cambridge Analytica tahun 2018 lalu, belakangan Facebook ketahuan telah memata-matai aktivitas sejumlah pengguna melalui ponselnya dengan iming-iming bayaran sejumlah uang.

Jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini diketahui memberi imbalan pada para pengguna berusia 13 sampai 35 tahun sebesar 20 dollar AS (Rp 282.000) per bulan. Sebagai gantinya, pengguna tersebut harus rela aktivitas dan data pribadinya dipantau oleh Facebook.

Data yang diambil berupa aktivitas pencarian di website, informasi lokasi, pesan pribadi (DM) di aplikasi media sosial, dan beberapa data lainnya.

Baca juga: 20 Skandal Facebook Sepanjang Tahun 2018

Aktivitas membayar pengguna untuk memata-matai aktivitas dan data pribadi mereka sudah dilakukan oleh Facebook setidaknya sejak tahun 2016 lalu.

Facebook mengambil data para pengguna tersebut melalui sebuah aplikasi VPN di untuk iOS dan Android yang bernama "Facebook Research". Para peserta yang bersedia informasi pribadinya ditukar dengan uang, diharuskan memasang aplikasi ini di ponselnya.

Bahkan menurut spesialis keamanan Guardian Mobile Firewall, Will Strafach, para pengguna bahkan diminta untuk membuat screenshot halaman yang menunjukkan apa saja yang mereka pesan dari situs e-commerce Amazon.

Mengintip trafik

Dirangkum KompasTekno dari TechCrunch, Rabu (30/1/2019), aplikasi Facebook Research bekerja dengan cara mengintip trafik jaringan lewat root access.

Dengan demikian, Facebook pun bisa memantau dan menganalisa aktivitas pengguna di internet lewat ponselnya.

Mekanisme aplikasi Facebook Research ini serupa dengan aplikasi bernama Onavo Protect -juga milik Facebook- yang telah diblokir dari App Store oleh Apple.

Baca juga: Ingkar Janji Mark Zuckerberg Kepada WhatsApp, Instagram, dan Messenger

Onavo Protect dianggap melanggar beberapa aturan privasi, kemudian dicabut oleh Facebook dari App Store pada Agustus 2018 lalu setelah mendapat peringatan dari Apple.

Nah, aplikasi Facebook Research yang diperoleh dari sumber di luar App Store (sideload) disinyalir merupakan pengganti Onavo Protect sebagai sarana Facebook memperoleh data pengguna dari perangkat iOS.

Aplikasi Onavo Protect masih ada di toko aplikasi Android, Google Play Store, dan sudah diunduh sebanyak 10 juta kali.

Tanggapan Facebook

Facebook sendiri berdalih bahwa tindakan di atas dilakukan sebagai bagian dari penelitian untuk mengidentifikasi hal-hal tertentu terkait kebiasaan pengguna.

Tujuannya disebut demi membuat kinerja Facebook menjadi lebih baik.

"Karena penelitian ini bertujuan membantu Facebook memahami bagaimana orang menggunakan perangkat seluler mereka," ujar seorang juru bicara Facebook.

Baca juga: Melihat Kesungguhan Facebook Perangi Hoaks

"Kami telah memberi informasi luas tentang jenis data yang kami kumpulkan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi. Kami tidak memberikan informasi ini dengan orang lain dan peserta dapat berhenti berpartisipasi kapan saja," lanjutnya.

Pasca publikasi laporan terkait oleh TechCrunch, Facebook mengumumkan bakal menghentikan aplikasi Facebook Research versi iOS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber TechCrunch
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com