JAKARTA, KOMPAS.com - Menurut data yang dihimpun Kaspersky, dalam periode 1-7 Juli 2017, Indonesia mendapatkan 902.559 serangan jaringan. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara paling rentan serangan siber saat itu.
Hal ini menjadi lampu kuning Indoensia yang diprediksi menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2025 mendatang. Jika dirunut, ancaman keamanan siber (cyber security) semakin canggih. Mulai dari serangan virus, phising, hingga ransomware.
Menurut Aman Dhingra, Associate Partner and Co-Leader, Southeast Asia Cybersecurity Practice, McKinsey & Company, serangan siber sangat merugikan, karena akan menghambat operasional.
Ia mengatakan perlunya ketahanan digital perusahaan, sebagai langkah antisipasi jika terjadi serangan siber.
Setidaknya ada tujuh hal yang perlu disiapkan perusahaan digital dalam meningkatkan ketahanan digital, sebagaimana dipaparkan Aman dalam acara diskusi Cyber Security bersama McKinsey & Company di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Baca juga: Serangan Cyber Makin Kencang, Indonesia Sudah Siap?
1. Memprioritaskan aset informasi
"Tidak semua informasi bisa Anda selamatkan," jelas Aman.
Itu artinya, perusahaan harus memilah informasi apa saja yang harus dilindungi secara optimal.
Misalnya riwayat transaksi pelanggan, riwayat kesehatan pegawai, data gaji karyawan, dan data pribadi lainnya.
2. Mendidik dan melatih semua pihak di dalam organisasi
Dalam hal ini, Aman menekankan bahwa pelatihan keamanan siber tidak hanya berlaku bagi para teknisi IT. Sebab masalah keamanan siber bukan sekadar masalah IT.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.