Salah satunya, mereka bisa memanfaatkan robot (botnets) atau perangkat IoT untuk menghambat sinyal komunikasi atau mengacaukan sebuah infrastruktur melalui jaringan.
3. Kemunculan pemain baru yang lebih agresif
Pertumbuhan pelaku serangan siber pun, sebagai efek dari berkurangnya APT, patut diwaspadai.
Mereka biasanya mengotak-atik alat eksploitasi untuk melakukan serangan siber agar lebih sulit untuk ditangani.
Kehadiran alat-alat eksploitasi (script-based) yang bersifat customizable pun memudahkan para pemain baru untuk terjun ke dunia ini.
4. Ancaman dari celah keamanan hardware
Serangan siber juga dapat memanfaatkan celah sekuriti di perangkat keras. Dengan kata lain, para siber bakal bisa memanfaatkan kelemahan sistem yang ditimbulkan dari sisi hardware.
Misalnya, pelaku cyber-crime mengeksploitasi "bug" pada CPU agar bisa melakukan pengumpulan data penggunanya.
5. Serangan dari sosial media
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.