Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangkut Skandal Privasi Baru, Facebook Salahkan Pengguna

Kompas.com - 21/02/2019, 09:32 WIB
Fatimah Kartini Bohang,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Pada Desember 2018, Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat merilis dokumen internal berisi keluhan pengguna Facebook atas dugaan pelanggaran hak privasi.

Lebih spesifik, Facebook dituduh mengumbar informasi personal pengguna yang tergabung di “Closed Group” (grup tertutup) ke pengiklan dan pihak-pihak yang seharusnya tak bisa mengakses.

Closed Group di Facebook memang kerap dijadikan wadah bagi kalangan minoritas, atau yang mengidap penyakit tertentu. Misalnya grup orang tua dengan anak-anak transgender, pengidap HIV, atau mereka yang pernah mengalami kekerasan seksual.

Menanggapi hal ini, Facebook justru menyalahkan pengguna yang berasumsi bahwa identitas mereka bakal disamarkan (anonymous) ketika bergabung ke Closed Group.

“Kami menjunjung tinggi penggunaan identitas asli dalam interaksi di Facebook,” kata perwakilan Facebook.

Baca juga: Banyak Skandal, Bisnis dan Jumlah Pengguna Facebook Tetap Naik

“Sangat jelas bahwa semua orang yang tergabung di grup tertentu akan saling tahu identitas antar-sesama anggota,” ia menambahkan.

Hanya saja, Facebook tak menjelaskan lebih lanjut soal informasi personal pengguna di Closed Groups yang diumbar ke pengiklan. FTC mengatakan firma asuransi atau perusahaan obat bahkan bisa saja mengakses konten yang dipertukarkan di Closed Groups.

Algoritma Facebook, menurut dokumen FTC, secara aktif mendorong pengguna bergabung ke Closed Group dengan isu-isu sensitif, misalnya diskusi terkait kondisi medis tertentu.

FTC juga mengklaim Facebook membangun narasi yang ambigu pada platformnya, sehingga pengguna bisa berpikir bahwa konten yang mereka pertukarkan terjaga kerahasiaannya dan identitas mereka anonym.

Menjembatani FTC dan Facebook, Kongres Amerika Serikat pun turun tangan. Facebook diminta menyambangi lembaga legislatif pada 1 Maret 2019 untuk memberikan penjelasan komperhensif atas isu yang beredar.

“Kami menantikan untuk memberikan penjelasan ke komite terkait ini,” kata Facebook, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (20/2/2019), dari Gizmodo.

Skandal pelanggaran privasi bisa dibilang sudah lekat dengan Facebook. Mula-mula diawali kebocoran jutaan data pengguna ke pihak ketiga yang diduga untuk kepentingan politik.

Lantas, Facebook juga disebut menyebarkan data pengguna ke vendor perangkat elektronik. Bahkan, aplikasi pihak ketiga pun disebut-sebut bisa mengakses informasi personal pengguna.

Baru-baru ini pada September 2018, 30 juta data pengguna lagi-lagi kebobolan akibat bug di sistem Facebook. Sekarang masalahnya sampai ke Closed Group, lalu nanti apa lagi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Gizmodo
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kacamata Pintar Meta 'Ray-Ban' Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Kacamata Pintar Meta "Ray-Ban" Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Gadget
Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com