"Kuncinya adalah, kita tidak bisa menjadi yang terbaik di segala layanan. Kami bisa membantu startup ini tumbuh lalu mereka menjadi bagian dari kami untuk memberikan layanan ke pelanggan," jelas Anthony Tan, CEO dan Co-Founder Grab.
Menurut Ridzki, para mitra startup lebih memahami bagaimana melayani area pelayanan mereka, yang pada akhirnya akan menguntungkan Grab setelah terintegrasi dengan aplikasi mereka.
Baca juga: Grab Ventures Siapkan Dana Rp 3 Triliun untuk Startup Indonesia
"Memberikan layanan terbaik bagi pengguna dan meningkatkan nilai bagi startup tersebut serta bagi Grab," ujarnya.
Indonesia jadi prioritas
Grab berencana menginvestasikan sebagian besar dana investasinya di Indonesia karena diklaim menjadi pasar yang cukup penting. Pihaknya menyebut pangsa pasarnya di Indonesia untuk roda dua mencapai 60 persen, sementara untuk roda empat mencapai 70 persen.
Bisnis Grab di Indonesia diklaim berkembang pesat dengan pendapatan dua kali lipat pada 2018. Pihaknya berencana untuk meningkatkan penetrasi GrabFood dan GrabExpress. Ridzky mengatakan saat ini ada ratusan merchant yang bekerja sama dengan GrabFood.
"Kami menargetkan dua kali lipat wirausaha mikro. Kami berharap mereka bisa mengambil manfaat dari ini," ujar Ridzki.
Untuk pendanaan, Ridzki mengatakan bahwa putaran pendanaan seri H masih belum ditutup. Ia sesumbar masih banyak investor yang berminat mengucurkan dana kepada Grab.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.