Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Dicurangi, Spotify Tuntut Apple

Kompas.com - 14/03/2019, 19:56 WIB
Yudha Pratomo,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Wired

KOMPAS.com - Penyedia layanan streaming musik, Spotify, mengajukan tuntutan hukum terhadap Apple. Pembuat iPhone itu dituding telah menyalahgunakan kekuasaannya sebagai pemilik toko aplikasi iOS, App Store, untuk mencurangi kompetitor.

Spotify diketahui merupakan kompetitor dari Apple Music. Dengan demikian, posisi Apple dalam hal ini tak ubahnya "wasit" sekaligus "pemain" sehingga bisa melakukan hal-hal yang menguntungkan produknya sendiri. 

Lebih tepatnya, Spotify keberatan dengan tindakan Apple mengutip potongan 30 persen dari pemasukan in-app purchase yang dilakukan lewat sistem payment Apple, termasuk pembayaran untuk upgrade langganan Spotify dari "Free" ke "Premium".

Baca juga: Pertama dalam 13 Tahun, Spotify Raup Untung

"Kalau mengikuti aturan 30 persen ini, maka kami akan terpaksa menaikkan harga langganan Spotify Premium sehingga jadi lebih mahal dari Apple Music," keluh pendiri sekaligus CEO Spotify, Daniel Ek, dalam sebuah artikel yang dipublikasikan Spotify di situsnya.

Potongan 30 persen ini pun terkesan dipaksakan. Menurut Ek, apabila pembuat aplikasi memilih untuk memakai sistem pembayaran sendiri, maka Apple akan sengaja mempersulit dengan menghadirkan berbagai kendala teknis.

Misalnya, dengan tidak membolehkan developer mengirim e-mail ke pelanggan yang menggunakan produk Apple. Spotify sendiri, lanjut Ek, pernah dijegal dengan tidak disertakan di layanan-layanan Apple seperti Siri, HomePod, dan Watch. 

"Itulah kenapa, setelah ditimbang masak-masak, Spotify memutuskan untuk mengadukan Apple ke Komisi Eropa, regulator yang bertanggung jawab menjaga kompetisi agar tetap fair dan tidak diskriminatif," imbuh Ek.

Ingin diperlakukan sama

Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Wired, Kamis (14/3/2019), Komisi Eropa menyatakan telah menerima dokumen tuntutan Spotify dan tengah mempelajarinya. Apple sendiri belum berkomentar. 

Keinginan Spotify sebenarnya sederhana saja, yakni menuntut agar Apple bersaing secara adil dengan kompetitor. Semua aturan harus berlaku sama ke semua aplikasi, termasuk Apple Music yang selama ini terkesan dianakemaskan. 

"Kami cuma ingin diperlakukan sama dengan banyak aplikasi lain di App Store, macam Uber atau Deliveroo yang tidak dikenakan potongan oleh Apple dan karena itu tak mengalami kendala yang sama (dengan Spotify)," pungkas Ek. 

Baca juga: Sepi Peminat, Fitur "Connect" Apple Music Pun Disetop

Spotify bukan satu-satunya pihak yang merasa dirugikan oleh potongan pemasukan dari juragan toko aplikasi. Layanan streaming video Netflix, misalnya, kini tak lagi membuka pendaftaran langganan dari App Store dan Google Play Store demi menghindari potongan. 

Lalu, pembuat game Fortnite, Epic, malah meninggalkan toko-toko aplikasi sama sekali dengan mendistribusikan game secara mandiri. CEO Epic Tim Sweeney punya pandangan keras soal potongan yang dikutip pemilik toko aplikasi.

"(Potongan) 30 persen itu besar untuk developer game mobile. Untuk bisnis distribusi konten seperti Spotify, Netflix, Kindle, dan lainnya, potongan 30 persen menghancurkan ekonomi mereka," kicau Sweeney dalam sebuah tweet awal tahun ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Wired
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com