Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Google Stadia, Layanan "Streaming" Game yang Tak Butuh Konsol?

Kompas.com - 25/03/2019, 20:55 WIB
Bill Clinten,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Dalam perhelatan Game Developer Conference 2019 yang digelar di San Fransisco, Amerika Serikat, Google memperlihatkan keseriusannya masuk ke industri game dengan memperkenalkan layanan "cloud gaming" bernama Google Stadia. 

Dengan meluncurkan Google Stadia, raksasa asal Mountain View, AS, itu memperkenalkan suatu layanan yang bisa menjadi pioner industri cloud gaming masa depan.

Baca juga: Google Perkenalkan Layanan "Game Streaming" Stadia

Berbeda dari tawaran para pemain lainnya di industri game, Stadia tidak membutuhkan konsol khusus macam Xbox One atau PlayStation 4. Game disalurkan secara streaming dan bisa dimainkan dari berbagai perangkat, mulai dari smartphone hingga tablet atau TV.

Ditangani komputer bertenaga besar

Google Stadia bukanlah sebuah konsol. Ia adalah sebuah layanan streaming yang cara kerjanya mirip-mirip Spotify atau Netflix. Bedanya, yang disalurkan bukan musik atau video, melainkan game yang bisa dikendalikan oleh pemain.

Game Stadia tidak berjalan di perangkat yang digunakan oleh pemain -misalnya smartphone atau tablet- melainkan di datacenter Google dengan komputer bertenaga besar yang bisa menjalankan game dengan mulus.

Baca juga: 2018, Pendapatan Industri Game Ungguli Film Hollywood

GPU AMD yang tersemat di dalam komputer Google tersebut memiliki kemampuan pemrosesan grafis hingga 10,7 teraflops, jauh lebih besar dari kemampuan konsol terkuat yang ada di pasaran saat ini, seperti PS4 Pro (4,2 teraflops) dan Xbox One X (6 teraflops).

Komputer data center tersebut menjalankan sistem operasi Linux dengan prosesor custom x86 dengan kecepatan 2,7 GHz dengan fitur Hyperthreading dan AVX2.

Untuk memorinya, komputer ini memiliki RAM 16 GB dan bisa mentransfer data hingga 484 GB per detik serta dibekali dengan L2 + L3 cache sebesar 9,5 MB.

Walhasil, pemain tidak perlu khawatir menyiapkan perangkat dengan spesifikasi tinggi untuk menjalankan game dari Stadia.

Butuh internet kencang

Karena Stadia merupakan sebuah layanan cloud gaming, maka pemain tidak membutuhkan perangkat konsol (hardware) apapun untuk dapat memainkannya. Hanya saja, Stadia mensyaratkan internet berkecepatan tinggi.

Seberapa cepat? VP Google Phil Harrison menyebutkan angka 25 Mbps. "Meskipun, sebenarnya kami hanya menggunakan rata-rata 20 Mbps untuk mendapatkan (resolusi) 1080p dan frame rate 60 FPS," katanya, dirangkum KompasTekno dari Gamespot, Senin (25/3/2019).

Angka itu mungkin realistis di negara-negara maju macam Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang, tapi agaknya sulit dicapai di negara berkembang seperti Indonesia.

Sementara untuk memainkan game di resolusi 4K dengan frame rate yang sama, pengguna harus memiliki kecepatan Internet mencapai 30 Mbps.

Baca juga: Adu Kencang Internet Kabel se-Asia Tenggara, Hasilnya?

Bukan hanya masalah kecepatan, latency atau ping juga menjadi sebuah sorotan ketika menikmati konten apapun dalam bentuk streaming.

Ini artinya, pemain yang ingin menggunakan Google Stadia, selain internetnya cepat, harus memiliki koneksi internet stabil untuk menghindari buffering atau lag yang mengganggu jalannya permainan.

Gamenya sendiri bakal dijalankan di komputer data center milik Google yang telah disebutkan tadi. Lalu, pemain cukup melakukan streaming dari peramban Google Chrome di tablet, PC, atau smartphone.

Pengguna juga bisa menjalankan layanan Stadia di perangkat TV yang dibekali dengan Chromecast.

Uniknya, pemain juga bisa berpindah-pindah perangkat sesuai keinginan, misalnya main di PC, lalu dilanjutkan di tablet.

Punya "kontroller" sendiri

Untuk menunjang pengalaman menggunakan layanan cloud gaming ini, Google juga memperkenalkan sebuah controller yang dapat terhubung dengan layanan Stadia melalui WiFi. Jika dilihat sepintas, controller tersebut serupa dengan perangkat sejenis pada umumnya.

Ilustrasi kontroller Google StadiaTheVerge Ilustrasi kontroller Google Stadia

Namun, controller itu dapat terhubung langsung ke pusat data Stadia sehingga pemain dapat langsung memakainya, tanpa harus melakukan konfigurasi tertentu pada perangkat yang digunakan untuk streaming.

Controller untuk Stadia tersebut juga memiliki layanan Google Assistant sehingga pemain bisa mendapat panduan tertentu untuk menyelesaikan setiap babak di dalam sebuah game.

Game baru sedikit

Untuk saat ini, belum bisa dipastikan game apa saja yang bakal tersedia di layanan besutan Google ini. Di panggung GDC 2019, Google hanya memamerkan sekelumit game, seperti Doom Eternal dan Assasin's Creed Odyssey, yang bisa dijalankan dengan Google Stadia.

Ilustrasi game yang mendukung Google StadiaKotaku Ilustrasi game yang mendukung Google Stadia

Meski begitu, pihaknya menjanjikan bakal ada game-game lain yang bakal bisa berjalan di bawah layanan Google Stadia. Sebab, sudah ada lebih dari 100 studio game yang memiliki kit pengembang guna melakukan porting game ke layanan Stadia.

Baca juga: Facebook Buat Laman Khusus Video Streaming Game

Studio game baru yang bernama Stadia Games & Entertainment juga bakal mengembangkan game yang secara eksklusif bakal tersedia di Google Stadia. Artinya, game ini tidak akan tersedia di konsol jenis apapun.

Harga dan ketersediaan belum jelas

Meski layanan cloud gaming Stadia ini diperkenalkan Google dengan rasa percaya diri, belum bisa dipastikan bagaimana nantinya soal mekanisme kepemilikan game di layanan ini.

Belum jelas apakah Google bakal menerapkan mekanisme subscription atau berlangganan, seperti halnya Netflix, atau mungkin sistem "rental" game tertentu untuk bisa memainkan game lewat layanan Google Stadia.

Ketersediaan layanan Stadia ini pun masih misteri. Google baru sebatas memastikan layanan game streaming Stadia akan dirilis pada tahun 2019 ini. 

Wilayah yang akan pertama kali kebagian Stadia adalah Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan sebagian besar Eropa. Belum ada tanda-tanda layanan ini akan diluncurkan di kawasan Asia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com