Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi-lagi, 500 Juta Data Pengguna Facebook Bocor

Kompas.com - 05/04/2019, 17:32 WIB
Bill Clinten,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Facebook kembali tertimpa masalah soal keamanan data pengguna. Kali ini, 540 juta informasi data pengguna Facebook diketahui bocor ke publik.

Hal itu diketahui dari temuan yang ditemukan oleh firma keamanan siber, UpGuard, yang tengah melakukan pengecekan berkala di salah satu server Amazon.

Menurut UpGuard, ratusan juta data pengguna yang bocor itu tersimpan di server publik Amazon S3 dan bisa diunduh oleh siapa saja yang menemukannya.

Ada dua perusahaan pihak ketiga yang menyimpan data pengguna Facebook di server tersebut.

Pertama, 540 juta data pengguna Facebook diketahui disimpan oleh perusahaan media asal Mexico, Cultura Colectiva.

Perusahaan itu menyimpan beberapa informasi pengguna di Facebook, mencakup nama akun, nomor ID, komentar, hingga aktivitas pengguna di lini masa Facebook seperti reactions.

Baca juga: Bos Facebook Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

Data ini sendiri dikumpulkan perusahaan tersebut melalui serangkaian interaksi pengguna Facebook yang mengakses halaman fanpage Cultura Colectiva di Facebook. Rangkaian informasi tersebut kemudian disimpan di server publik Amazon S3.

Meski begitu, data pribadi, seperti email dan password, tidak disimpan. Sebab, Cultura Colectiva sendiri memastikan bahwa pihaknya tidak memiliki akses ke informasi tersebut.

Kedua, UpGuard juga menemukan ada aplikasi pihak ketiga bernama "At The Pool" yang menyimpan 22.000 informasi sensitif terkait data pengguna di Facebook di server yang sama. Informasi itu mencakup nama, kata sandi, hingga email pengguna.

Untungnya, informasi pribadi yang disimpan oleh "At The Pool" bukan email atau password yang digunakan di Facebook, melainkan kata sandi untuk masuk ke aplikasi "At The Pool" itu sendiri.

Namun, jika email dan password yang digunakan di kedua platform identik, maka akun Facebook pengguna pun kemungkinan bisa bocor.

Kendati bocor, belum diketahui berapa lama data yang dikumpulkan dua perusahaan tersebut tersimpan secara public di server Amazon dan siapa saja yang telah mengunduh data ini.

Langkah Facebook

Melihat temuan UpGuard ini, Facebook, selaku sumber dari data yang tersimpan, telah bekerja sama dengan Amazon untuk menghapus jejak rekam informasi penggunanya yang disimpan di cloud storage Amazon S3.

"Dalam kebijakan yang kami buat, Facebook melarang untuk menyimpan informasi atau data di Facebook di server publik," ujar pihak Facebook dalam keterangan resmi, sebagaimana dikutip KompasTekno dari TheVerge, Jumat (5/4/2019).

Baca juga: 600 Juta Password Pengguna Facebook Terbuka Selama 7 Tahun

"Setelah diberitahu tentang masalah ini, kami bekerja sama dengan Amazon untuk menghapus informasi yang tersimpan tersebut. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan pengembang di platform kami demi melindungi data pengguna kami," tutup pihak Facebook.

Sebagai informasi, belakangan ini, Facebook sendiri memang kerap menjadi sorotan lantaran kebijakan privasi platform dan perlindungan data penggunanya.

Sebelum 540 juta data pengguna bocor, 600 juta password pengguna Facebook diketahui dibiarkan begitu saja di dalam teks yang utuh apa adanya (plain text) tanpa perlindungan enkripsi.

Pada September 2018, 50 juta data pengguna diketahui bocor karena celah keamanan. Lalu ada juga skandal pengumpulan data ilegal oleh firma data Cambridge Analytica untuk kepentingan pemilu AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com