KOMPAS.com - Setelah 2,5 abad digagas astronom John Michell, akhirnya penampakan lubang hitam (black hole) di luar angkasa terungkap. Foto lubang hitam tersebut menampakan struktur cincin yang berpendar dengan bulatan hitam di dalamnya.
Obyek Lubang Hitam yang dipotret berada di galaksi M87, jaraknya 500 triliun kilometer dari Bumi. Lalu, bagaimana cara menangkap benda alam semesta yang berukuran super raksasa itu? Untuk diketahui, obyek tersebut berukuran jauh lebih besar dari ukuran tata surya kita.
"Massanya 6,5 miliar kali lebih besar dari Matahari. Ini juga merupakan salah satu lubang hitam terbesar (supermassive black hole) di alam semesta yang kita pikirkan," kata Heino Falcke dari Radboud University di Belanda yang merupakan salah satu pengusul proyek riset.
"Ini betul-betul monster, raja dari segala lubang hitam hitam di alam semesta," katanya lagi.
Untuk mendapatkan potret lubang hitam, dibutuhkan delapan radio teleskop.
Kedelapan teleskop itu adalah ALMA, APEX, IRAM 3--Meter telescope, James Clerk Maxwell Telescope, Large Millimeter Telescope Alfonso Serrano, the Submillimeter Array, Submillimeter Telescope, dan South Pole Telescope.
Baca juga: Video 8K Pertama dari Luar Angkasa Mendarat di YouTube
Perangkat tersebut tergabung dalam jaringan Event Horizon Telescope Collaboration (EHT).
Nama itu diambil dari event horizon atau horison peristiwa yang sejatinya menjadi obyek potret.
Horison peristiwa adalah perbatasan dalam ruang-waktu suatu daerah di lubang hitam, sebagaimana garis cakrawala yang membatasi langit dan laut.
Kembali ke EHT, ada sekitar 200 periset yang terlibat dalam proyek ini. Mereka bekerja lebih dari satu dekade untuk menangkap potret lubang hitam.
Untuk bisa menangkap visualisasi Black Hole, para peneliti mengombinasikan delapan teleskop tadi menggunakan Very-Long-Baseline-Interferometry.
Alat ini efektif menciptakan teleskop virtual dengan ukuran enam kali lebih besar dari ukuran Bumi.
"Pengamatan ini adalah gerak cepat yang terkoordinasi, di mana kami secara bersamaan mengarahkan teleskop kami dalam urutan yang terencana dengan hati-hati," jelas Daniel Marrone, asosiasi profesor astronomi di Universitas Arizona.
"Sehingga kami bisa melihat muka gelombang cahaya ketika ia mendarat di setiap teleskop, kami menggunakan jam atom yang sangat tepat di masing-masing teleskop," imbuh Marrone.
Susunan teleskop tadi mengumpulkan 5.000 triliun bit data selama dua pekan dari pemindaian panas galaksi M87. Data tersebut kemudian diproses melalui super komputer, sehingga para ilmuwan bisa mengambil gambar.
Detail pengamatan selengkapnya telah dipublikasikan oleh Astrophysical Journal Letters di tautan berikut ini. Lantas, apa sejatinya Lubang Hitam itu?
Baca juga: Melihat “Gerbang Batu” Misterius di Arab Saudi lewat Google Earth
Apa itu Black Hole
Lubang hitam, secara teori relativitas yang digagas Einsten, adalah kumpulan materi dengan jumlah sangat banyak dan terhimpit di area kecil. Area ini menciptakan gravitasi yang besar, hingga menelan apa pun di sekitarnya, termasuk cahaya.
Black Hole akan memanaskan bahan di sekitar mereka dan melengkungkan ruang-waktu.
Materi yang tertumpuk di sekitar Lubang Hitam, dipanaskan hingga miliaran derajat dan mencapai hampir kecepatan cahaya.
Cahaya kemudian mengelilingi gravitasi Lubang Hitam, sehingga terciptalah cincin foton yang berpendar seperti yang tampak dalam foto.
Perlu digarisbawahi bahwa foto yang dipublikasikan, dihasilkan memalui metode pencitraan untuk mengungkap bahwa Black Hole super raksasa memiliki struktur cincin dan bayangan hitam.
"Bayangan ini disebabkan oleh pelengkungan gravitasi dan tangkapan cahaya oleh horison peristiwa, mengungkap banyak hal tentang sifat obyek-obyek yang menarik dan memungkinkan kita untuk mengukur massa besar di lubang hitam galaksi M87," jelas Falcke.
Galaksi M87 memiliki massa yang besar, sehingga para ilmuwan yakin bahwa Lubang Hitam itu menjadi yang terbesar yang terlihat dari bumi.
Sebab, dibanding obyek lain, supermassive black hole yang dimiliki berukuran lebih kecil, sbeagaimana KompasTekno rangkum dari Cnet, Kamis (11/4/2019).
Ukuran Lubang Hitam didasarkan pada massa. Makin luas Lubang Hitam, makin besar bayangannya, maka semakin jelas pula ia terlihat.
Baca juga: Bill Gates Lunasi Utang Nigeria ke Jepang Rp 950 Miliar
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.