Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana "Black Hole" Sejauh 500 Triliun Km dari Bumi Bisa Difoto?

Kompas.com - 11/04/2019, 15:04 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

Sumber CNET

KOMPAS.com - Setelah 2,5 abad digagas astronom John Michell, akhirnya penampakan lubang hitam (black hole) di luar angkasa terungkap. Foto lubang hitam tersebut menampakan struktur cincin yang berpendar dengan bulatan hitam di dalamnya.

Obyek Lubang Hitam yang dipotret berada di galaksi M87, jaraknya 500 triliun kilometer dari Bumi. Lalu, bagaimana cara menangkap benda alam semesta yang berukuran super raksasa itu? Untuk diketahui, obyek tersebut berukuran jauh lebih besar dari ukuran tata surya kita.

"Massanya 6,5 miliar kali lebih besar dari Matahari. Ini juga merupakan salah satu lubang hitam terbesar (supermassive black hole) di alam semesta yang kita pikirkan," kata Heino Falcke dari Radboud University di Belanda yang merupakan salah satu pengusul proyek riset.

"Ini betul-betul monster, raja dari segala lubang hitam hitam di alam semesta," katanya lagi.

Untuk mendapatkan potret lubang hitam, dibutuhkan delapan radio teleskop.

Kedelapan teleskop itu adalah ALMA, APEX, IRAM 3--Meter telescope, James Clerk Maxwell Telescope, Large Millimeter Telescope Alfonso Serrano, the Submillimeter Array, Submillimeter Telescope, dan South Pole Telescope.

Baca juga: Video 8K Pertama dari Luar Angkasa Mendarat di YouTube

Perangkat tersebut tergabung dalam jaringan Event Horizon Telescope Collaboration (EHT).
Nama itu diambil dari event horizon atau horison peristiwa yang sejatinya menjadi obyek potret.

Horison peristiwa adalah perbatasan dalam ruang-waktu suatu daerah di lubang hitam, sebagaimana garis cakrawala yang membatasi langit dan laut.

Kembali ke EHT, ada sekitar 200 periset yang terlibat dalam proyek ini. Mereka bekerja lebih dari satu dekade untuk menangkap potret lubang hitam.

Untuk bisa menangkap visualisasi Black Hole, para peneliti mengombinasikan delapan teleskop tadi menggunakan Very-Long-Baseline-Interferometry.

Alat ini efektif menciptakan teleskop virtual dengan ukuran enam kali lebih besar dari ukuran Bumi.

"Pengamatan ini adalah gerak cepat yang terkoordinasi, di mana kami secara bersamaan mengarahkan teleskop kami dalam urutan yang terencana dengan hati-hati," jelas Daniel Marrone, asosiasi profesor astronomi di Universitas Arizona.

Jaringan teleskop Event Horizon di Bumi yang dipakai memotret Lubang Hitam (Black Hole) di alam semesta.Wikimedia Jaringan teleskop Event Horizon di Bumi yang dipakai memotret Lubang Hitam (Black Hole) di alam semesta.
Cara ini dilakukan untuk memastikan pengamatan benar-benar simultan.

"Sehingga kami bisa melihat muka gelombang cahaya ketika ia mendarat di setiap teleskop, kami menggunakan jam atom yang sangat tepat di masing-masing teleskop," imbuh Marrone.

Susunan teleskop tadi mengumpulkan 5.000 triliun bit data selama dua pekan dari pemindaian panas galaksi M87. Data tersebut kemudian diproses melalui super komputer, sehingga para ilmuwan bisa mengambil gambar.

Detail pengamatan selengkapnya telah dipublikasikan oleh Astrophysical Journal Letters di tautan berikut ini. Lantas, apa sejatinya Lubang Hitam itu?

Baca juga: Melihat “Gerbang Batu” Misterius di Arab Saudi lewat Google Earth

Apa itu Black Hole

Lubang hitam, secara teori relativitas yang digagas Einsten, adalah kumpulan materi dengan jumlah sangat banyak dan terhimpit di area kecil. Area ini menciptakan gravitasi yang besar, hingga menelan apa pun di sekitarnya, termasuk cahaya.

Black Hole akan memanaskan bahan di sekitar mereka dan melengkungkan ruang-waktu.
Materi yang tertumpuk di sekitar Lubang Hitam, dipanaskan hingga miliaran derajat dan mencapai hampir kecepatan cahaya.

Cahaya kemudian mengelilingi gravitasi Lubang Hitam, sehingga terciptalah cincin foton yang berpendar seperti yang tampak dalam foto.

Perlu digarisbawahi bahwa foto yang dipublikasikan, dihasilkan memalui metode pencitraan untuk mengungkap bahwa Black Hole super raksasa memiliki struktur cincin dan bayangan hitam.

"Bayangan ini disebabkan oleh pelengkungan gravitasi dan tangkapan cahaya oleh horison peristiwa, mengungkap banyak hal tentang sifat obyek-obyek yang menarik dan memungkinkan kita untuk mengukur massa besar di lubang hitam galaksi M87," jelas Falcke.

Galaksi M87 memiliki massa yang besar, sehingga para ilmuwan yakin bahwa Lubang Hitam itu menjadi yang terbesar yang terlihat dari bumi.

Sebab, dibanding obyek lain, supermassive black hole yang dimiliki berukuran lebih kecil, sbeagaimana KompasTekno rangkum dari Cnet, Kamis (11/4/2019).

Ukuran Lubang Hitam didasarkan pada massa. Makin luas Lubang Hitam, makin besar bayangannya, maka semakin jelas pula ia terlihat.

Baca juga: Bill Gates Lunasi Utang Nigeria ke Jepang Rp 950 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNET
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com