KOMPAS.com - Sebanyak 50 aplikasi berisi adware lolos dari pemeriksaan keamanan Google dan terpajang di Google Play Store. Sayangnya, jutaan pengguna Android kadung mengunduh aplikasi tersebut.
Tim keamanan siber dari Avast yang menemukan 50 aplikasi yang berisi malware bermotif iklan ini.
Aplikasi-aplikasi itu menawarkan layanan kebugaran dan editing foto yang menyamar sebagai aplikasi legal tapi sejatinya adalah sebuah virus iklan. Aplikasi ini tercatat telah diunduh 30 juta kali.
Sebelumnya, peneliti dari Check Point menemukan enam aplikasi yang telah disuntikkan malware iklan PreAMO pekan lalu. Aplikasi itu juga telah diunduh 90 juta kali.
Tim Avast mengatakan, aplikasi-aplikasi yang ditemukan saling terhubung satu sama lain melalui pustaka pihak ketiga. Mereka mampu menerobos pembatas background service di Android versi terbaru.
Avast mendeteksinya sebagai "Android: Agent-SEB (PUP)" karena aplikasi-aplikasi itu diketahui menguras daya baterai dan membuat ponsel jadi lebih lambat.
"Aplikasi-aplikasi ini menggunakan pustaka untuk terus-menerus menampilkan lebih banyak iklan ke pengguna yang sebenarnya dilarang oleh Play Store," tulis tim Avast dalam publikasinya.
Setiap aplikasi menampilkan iklan secara penuh ke layar pengguna. Tak jarang, aplikasi lain juga mengarahkan pengguna untuk menginstal aplikasi tambahan yang juga berisi adware.
Beberapa aplikasi itu adalah Pro Piczoo, Photo Blur Studi, Movtracker, Magic Cut Out, dan Pro Photo Eraser.
Jumlah instal aplikasi ini bisa menembus angka satu juta. Dua versi aplikasi berisi malware bernama TdSdk juga ditemukan di Play Store.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.