Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Sebab Turunnya Industri Telekomunikasi di 2018 Menurut Telkomsel

Kompas.com - 01/05/2019, 14:17 WIB
Reska K. Nistanto,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Tahun 2018 menjadi tahun yang menantang bagi pelaku industri telekomunikasi di Indonesia.

Pasalnya, seluruh operator seluler mengalami penurunan pendapatan, sementara industri mencatat pertumbuhan minus hingga 7 persen.

Meski demikian, operator seluler Telkomsel tak ingin menganggap tahun 2018 sebagai tahun buruk yang ingin dilupakan.

"Bagi saya tidak (untuk dilupakan), ada pelajaran bagi kita," kata Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah di acara jumpa media di Denpasar, Selasa (30/4/2019) malam.

Menurut Ririek, ada tiga faktor utama yang membuat industri telekomunikasi di Indonesia menurun, yakni kebijakan registrasi kartu SIM prabayar, perang harga, dan penurunan layanan legacy (telepon/SMS).

Registrasi kartu SIM prabayar

Soal registrasi kartu SIM prabayar, Ririek mengatakan ini adalah usaha yang dilakukan oleh operator seluler di seluruh dunia. Indonesia termasuk yang terakhir dalam menerapkan kebijakan ini.

Walau menyebabkan efek negatif dalam jangka pendek, namun secara jangka panjang kebijakan ini disebut Ririek memiliki dampak positif. Pertama adalah membuat pelanggan makin loyal.

Baca juga: Pendapatan 2018 Anjlok, Indosat Salahkan Registrasi SIM Prabayar

"Kalau dulu perilakunya pakai-buang (kartu SIM), sekarang lebih loyal," kata Ririek.

Dampak positif kedua dari registrasi kartu SIM menurut Ririek adalah keamanan bagi negara. Jika dulu pemilik kartu SIM bisa melakukan apa saja -termasuk SMS penipuan- maka kini lebih diperketat lagi aturan kepemilikannya.

Perang harga

Harga paket data di Indonesia dikatakan Ririek "banting-bantingan" selama 2018. Indonesia disebut Ririek menjadi salah satu negara yang harga paket datanya rendah.

Walau bagus bagi pelanggan, namun tidak bagi industri menurut Ririek. Karena industri harus bertahan dengan menghasilkan pendapatan.

Baca juga: Tak Mau Perang Harga, Tri Fokus ke Kuaitas Layanan

"2018 itu tidak ada operator yang untung, kalau rugi mau sampai kapan?" tanya Ririek.

Jika operator seluler tidak sustain, lalu layanan memburuk, ujung-ujungnya adalah penutupan layanan, sehingga yang rugi adalah masyarakat juga karena fasilitas telekomunikasi tidak ada.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com