Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Konspirasi Karyawan YouTube Menyingkirkan Internet Explorer

Kompas.com - Diperbarui 16/06/2022, 09:31 WIB
Bill Clinten,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber The Verge

 KOMPAS.com - Pada Juli 2009, terpampang sebuah banner yang tampil di halaman YouTube ketika pengguna membukanya dengan peramban Internet Explorer versi 6 (IE6).

"Kami akan segera menghentikan dukungan untuk peramban Anda. Mohon upgrade ke salah satu browser yang lebih modern ini," bunyi tulisan di dalam banner, disertai tautan ke laman unduhan peramban Firefox, Internet Explorer 8, Chrome, atau Opera.

Belakangan, beberapa tahun kemudian, baru terungkap bahwa banner tersebut ternyata merupakan perwujudan dari sebuah "konspirasi" tersembunyi oleh para karyawan YouTube untuk mengenyahkan IE6.

Baca juga: Microsoft Internet Explorer Disetop Hari Ini, Apa Penggantinya?

Disebut tersembunyi karena dilakukan secara diam-diam tanpa persetujuan manajemen YouTube yang ketika itu baru beberapa tahun diakuisisi oleh Google

Hal tersebut diungkapkan oleh Chris Zacharias, seorang mantan karyawan Google sekaligus mantan teknisi YouTube, yang membeberkan rencana itu secara mendetail di blog miliknya.

Mengapa mereka berbuat demikian? Alasannya sederhana, Zacharias dan timnya ingin menekan jumlah pengguna IE6.

Browser yang pertama dirilis pada 2001 ini sudah tua sehingga banyak menimbulkan masalah kompatibilitas yang merepotkan para teknisi YouTube. Namun, ketika itu sebanyak 18 persen pengunjung YouTube masih menggunakan IE6. 

Ilustrasi banner ajakan YouTube untuk mengganti perambanTheVerge Ilustrasi banner ajakan YouTube untuk mengganti peramban

"Teks (di banner) memang sengaja dibuat tidak jelas, begitupun dengan waktu pencabutan dukungan terhadap IE6 yang tak disebutkan. Kami harap sudah cukup menakuti pengguna untuk upgrade," tulis Zacharias.

Dari ilegal jadi positif

Upaya diam-diam ini ternyata berhasil. Dalam waktu hanya satu bulan, jumlah pengguna YouTube yang masih memakai IE6 turun hingga setengahnya. Secara global, trafik IE6 turut berkurang hingga 10 persen di waktu yang sama.

Aksi banner ilegal Zacharias cs langsung mengundang perhatian media yang mempertanyakan kenapa Google (YouTube) untun mengenyahkan IE6, padahal penggunanya saat itu masih banyak, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Verge.

Baca juga: Kilas Balik Perjalanan Internet Explorer Sebelum Akhirnya “Disuntik Mati”

Namun, tone pemberitaan secara umum positif karena IE6 memang dikenal banyak masalah. Zacharias pun memanfaatkan peluang untuk mengubah tindakan diam-diamnya menjadi sesuatu yang bisa mendongkrak citra perusahaan.

"Dengan antusias kami menjelaskan pada tim humas segala sesuatu tentang apa yang kami lakukan. Kami bantu mereka menyusun kata-kata untuk melanjutkan narasi yang sudah dibangun oleh media," katanya.

Manajemen YouTube baru tahu belakangan soal banner Zacharias dan akhirnya "terpaksa" setuju dengan tindakan sembunyi-sembunyi para karyawan karena dipandang memberikan hasil positif.

Baca juga: Microsoft Ajak Berhenti Pakai Internet Explorer

Bahkan, banner serupa kemudian juga menyebar ke divisi lain di dalam Google, yakni Google Docs. "Salah satu engineer  melihat banner dan langsung memberitahukan ke manajer agar mereka menerapkan hal yang sama," tutur Zacharias.

Rencana rahasia para karyawan YouTube untuk mematikan IE6 pun bisa dibilang berhasil. Pada 2012, pangsa pasar IE6 di AS telah berkurang hingga tak sampai 1 persen. Bahkan, kepergian IE6 pun turut dirayakan oleh Microsoft selaku pembuatnya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com