P Smart Z, Ponsel "Pop-up" Pertama Huawei Resmi Meluncur

KOMPAS.com - Jika tahun lalu "notch" menjadi tren smartphone, tahun ini giliran kamera pop-up yang menjadi primadona. Masing-masing vendor saling pamer model smartphone pop-up pertama mereka.

Tak terkecuali Huawei, yang baru saja memperkenalkan seri baru P Smart Z, ponsel pop-up pertamanya. Karena menggunakan mekanisme pop-up, P Smart Z juga resmi menjadi ponel perdana Huawei yang tidak dihiasi "notch" atau takik di layarnya.

Alhasil, layar berbentang 6,59 inci berpanel LCD tersebut tampak lebih lega. Layar tersebut beresolusi 2340 x 1080 Full HD Plus. Untuk kamera pop-up-nya sendiri memiliki resolusi 16 megapiksel.

Huawei menyebut kamera pop-up akan menyembul keluar dalam waktu satu detik setelah aplikasi kamera dibuka dan seketika turun saat aplikasi kamera ditutup.

Pop-up kamera juga diklaim kuat menahan tekanan benda seberat 12 kilogram dan tetap akan bekerja dengan baik setelah naik-turun sebanyak 1.000 kali.

Kemudian di bagian belakang, terpatri kamera ganda beresolusi 16 megapiksel dan 2 megapiksel depth sensor. Terdapat pula panel pemindai sidik jari di bawah kamera ganda.

Baca juga: Bocoran Awal Huawei Mate 30 Pro, Empat Kamera dan Layar Berlubang

Di sektor dapur pacu, Huawei menanamkah chipset Kirin 710F, modifikasi dari Kirin 710 yang kinerjanya disebut tidak jauh berbeda dengan Kirin 710 orisinal, sebagaimana KompasTekno lansir dari Android Authority, Jumat (10/5/2019).

Android Authority Huawei P Smart Z

Chipset tersebut dipadu dengan RAM 4 GB dan media internal 64 GB. Terdapat baterai berkapasitas 4.000 mAh yang terbenam di bawah cangkang.

Urusan software, P Smart Z dijalankan dengan Android 9 Pie yang dilapisi antarmuka EMUI 9.0 besutan Huawei.

Baca juga: Adu Pemakaian Harian Huawei P30 Pro Vs Galaxy S10+, Mana Lebih Kencang?

Ada beberapa pilihan warna yang tersedia yakni biru, hijau, dan hitam. P Smart Z sudah mulai tersedia di beberapa negara Eropa seperti Spanyol dan Italia. Di sana, ponsel mid-range ini dijual seharga 279 euro atau sekitar Rp 4,5 jutaan).

Belum diketahui negara mana saja yang akan menjadi sasaran ponsel ini.