Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Huawei Masuk "Blacklist" Amerika Serikat

Kompas.com - 18/05/2019, 11:51 WIB
Yudha Pratomo,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Perang dagang antara Amerika Serikat dan China semakin memanas. Kali ini, pemerintah AS memasukkan nama Huawei ke dalam blacklist sebagai brand yang terlarang dalam urusan perdagangan.

Pemerintah AS tak hanya memasukkan nama Huawei, ada pula sebanyak 70 afiliasi Huawei yang ikut serta dimasukkan ke dalam daftar hitam bernama "entity list" tersebut.

Seluruh perusahaan yang masuk dalam daftar ini dilarang membeli komponen dalam bentuk apapun dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah AS.

Baca juga: Bos Huawei Sebut Amerika Serikat Tak Berani Bersaing

Jika Huawei ingin membeli komponen tertentu dari perusahaan AS, Huawei harus mengajukan izin kepada pemerintah AS untuk membeli komponen tersebut.

Salah seorang pejabat pemerintah setempat mengatakan bahwa Huawei saat ini memang sangat bergantung pada para pemasok komponen dari Amerika Serikat.

Sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Reuters, Sabtu (18/5/2019), kebijakan ini akan membuat Huawei kesulitan untuk mendapatkan pasokan komponen yang digunakan untuk mengembangkan bisnis telekomunikasinya.

Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross mengatakan keputusan ini diambil agar teknologi yang dimiliki perusahaan asal Amerika Serikat tak disalahgunakan oleh pihak asing yang ingin merusak keamanan nasional.

Dituding membahayakan keamanan

Selama beberapa waktu terakhir, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump memang secara agresif melobi negara-negara lain untuk tidak menggunakan peralatan milik Huawei, khususnya teknologi jaringan 5G yang kini tengah banyak dikembangkan.

Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa langkah ini diambil setelah Departemen Kehakiman AS mengeluarkan dakwaan bahwa Huawei menjalin konspirasi dengan Iran. Huawei juga dituding terlibat dalam aktivitas yang membahayakan keamanan nasional AS.

Menanggapi kebijakan ini, Huawei mengatakan menentang keputusan yang dikeluarkan oleh Biro Industri dan Keamanan (BIS) Kementerian Perdagangan Amerika Serikat (US Department of Commerce) tersebut.

Baca juga: Serangan Baru Pemerintah AS Kepada Huawei

Melalui pernyataan resmi yang diterima KompasTekno, Huawei menilai keputusan tersebut juga dapat memberi dampak ekonomi pada perusahaan AS yang bekerjasama dengan Huawei.

"Keputusan tersebut tidak menguntungkan bagi semua pihak dan berpotensi memberikan dampak ekonomi yang signifikan terhadap perusahaan AS yang berbisnis dengan Huawei," ujar Huawei dalam pernyataannya.

"Kami juga akan secara proaktif memitigasi dampak dari insiden ini," tambah Huawei.

Huawei bukan jadi perusahaan pertama yang "dihukum" AS lewat kebijakan ini. Hal serupa juga pernah dialami oleh ZTE pada 2016 lalu.

Baca juga: ZTE Ganti CEO Demi AS

Kala itu, AS membatasi penjualan komponen telekomunikasi pada ZTE yang kemudian membekukan rantai pasokan komponen perusahaan tersebut.

Pemerintah AS, saat ini memang tengah dihantui ketakutan akan terjadinya penyadapan yang dilakukan pihak asing kepada AS.

Beberapa waktu lalu, Donald Trump juga menandatangani RUU yang melarang anggota pemerintah AS menggunakan peralatan dari Huawei dan ZTE.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters


Terkini Lainnya

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Steam Gelar 'FPS Fest', Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Steam Gelar "FPS Fest", Diskon Game Tembak-menembak 95 Persen

Game
AMD Umumkan Prosesor Ryzen Pro 8000, Bawa AI ke Laptop dan Desktop

AMD Umumkan Prosesor Ryzen Pro 8000, Bawa AI ke Laptop dan Desktop

Hardware
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com