Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Fakta Penangguhan Lisensi Android Ponsel Huawei

Kompas.com - 21/05/2019, 20:02 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Reza Wahyudi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rencana Google yang akan mencabut lisensi Android untuk Huawei cukup mengejutkan meski sejatinya hal itu bisa diprediksi mengingat perang dagang AS-China yang tak berkesudahan.

Huawei menjadi "korban" -atau bisa jadi alat- perang dagang AS - China setelah Presiden AS, Donald Trump menuduh Huawei menjadi mata-mata pemerintah China dan menyebutnya sebagai ancaman keamanan AS.

Trump pun meminta perusahaan di AS untuk membatasi pemakaian alat-alat teknologi telekomunikasi buatan China.

Tanpa menyebut spesifik, bisa ditebak bahwa target Trump adalah Huawei, sebagai perusahaan teknologi terbesar di China yang tengah mengembangkan teknologi 5G.

Satu per satu perusahaan AS mulai manut dengan titah sang presiden, dimulai dengan Google yang akan menarik lisensi penggunaan Android pada ponsel Huawei.

Tak hanya sistem operasi Android, ponsel Huawei juga terancam tidak bisa menyematkan aplikasi populer, seperti Gmail, YouTube, Maps, dan Play Store.

Lantas, saja fakta-fakta yang perlu diketahui pengguna khususnya ponsel Huawei terkait penangguhan kerja sama Google dan Android tersebut?

1. Masuk daftar hitam

Pemerintah AS memasukan Huawei ke dalam daftar hitam sebagai merek yang terlarang dalam urusan perdagangan. Huawei beserta 70 afiliasinya masuk ke dalam daftar hitam bernama "entity list".

Semua perusahaan dalam daftar ini tidak diperkenankan untuk membeli komponen dalam bentuk apapun dari perusahaan-perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

Baca juga: Huawei Masuk Blacklist Amerika Serikat

Huawei, yang menggantungkan sejumlah komponen perangkat dari perusahaan AS, menyebut keputusan ini justru akan merugikan perusahaan AS yang bekerja sama dengan Huawei.

2. Google patuhi order Trump

Google menjadi perusahaan AS pertama yang merespon daftar hitam tersebut.

Selang beberapa hari setelah pengumuman "entity list", Google mengatakan akan menangguhkan kerja sama bisnisnya dengan Huawei, baik secara hardware maupun software.

"Kami mematuhi order yang diberikan (pemerintah AS) dan sedang menganalisis dampaknya", ujar juru bicara Google, dilansir dari Andorid Police.

3. Dampak untuk ponsel Huawei

Dengan pencabutan lisensi ini, Huawei telak kehilangan dukungan teknis, seperti pembaruan Android versi terbaru dan pembatasan layanan populer Google, seperti Play Store, Google Maps, Gmail, YouTube, dan sebagainya.

Penggunaan layanan-layanan tersebut memang membutuhkan perjanjian komersil antara Huawei dengan Google.

"Huawei hanya akan dapat menggunakan sistem operasi Android versi publik, dan tidak akan mendapatkan akses ke aplikasi dan layanan eksklusif dari Google," jelas perwakilan Google dikutip dari The Guardian.

4. Huawei masih bisa pakai Android, tapi..

Kendati demikian, smartphone Huawei masih bisa menggunakan Android melalui lisensi open-source AOSP (Android Open Source project) yang memang terbuka bagi siapapun.

AOSP merupakan sistem operasi mobile buatan Google serupa Android yang bisa dimodifikasi dan diubah sesukanya oleh vendor perangkat mobile.

Yang membedakan dengan lisensi penuh Android atau Open Handset Alliance adalah AOSP tidak memiliki akses untuk penggunaan layanan Google dan aplikasi Play Store, Gmail, YouTube, dan sebagainya.

Sebagai gantinya, pengguna bisa menggunakan beberapa alternatif, misalnya mengakses Huawei AppGalerry untuk mengunduh dan memasang aplikasi sebagai pengganti Play Store.

Untuk YouTube bisa saja menggunakan Youku Tudou - platform berbagi video asal China - dan Baidu Maps sebagai pengganti Google Maps. Sementara untuk pengganti Gmail, pengguna bisa memanfaatkan paltform lain, seperti Yahoo.

Baca juga: Bagaimana Nasib Smartphone Huawei jika Google Tarik Lisensi Android?

5. Ponsel Huawei dan Honor aman

Kemungkinan, dampak pencabutan lisensi ini baru akan terasa beberapa bulan mendatang. Perangkat Huawei yang beredar saat ini masih bisa menggunakan ponsel Huawei sebagaimana mestinya.

"Terkait pertanyaan pengguna Huawei terhadap langkah kami untuk mematuhi ketentuan pemerintah AS baru-baru ini: Kami memastikan kepada Anda, saat kami mematuhi semua persyaratan pemerintah AS, layanan-layanan seperti Google Play dan fitur keamanan Google Play Protect akan tetap bisa berfungsi pada perangkat Huawei sudah beredar saat ini ," tulis Google dalam akun Twitter @Android, Senin (20/5/2019).

Huawei pun mengamini hal tersebut dengan menjanjikan pembaruan keamanan dan layanan purna jual untuk produk yang saat ini tersedia di pasaran.

"Huawei akan terus memberikan pembaruan keamanan dan layanan purna jual untuk semua produk smartphone dan tablet Huawei dan Honor yang ada yang mencakup yang telah dijual atau yang masih ada sebagai stok secara global", jelas Huawei dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Senin (21/5/2019).

6. Ponsel Huawei terancam batal pakai Android Q

Sebelum masuk ke daftar hitam, nama Huawei sempat disebut dalam acara Google I/O 2019 karena menjadi salah satu vendor yang mendapatkan uji coba program beta Android Q. Huawei juga mengumukan delapan smartphone besutannya yang akan mengikuti program tersebut.

Perangkat tersebut adalah Honor View 20, Honor Magic , Mate 20, Mate 20 Pro, Mate 20X, Mate 20 RS Porsche Design, P30 dan P30 Pro.

Namun setelah keputusan ini, kedelapan ponsel tersebut kemungkinan batal mendapatkan pembaruan Android Q beta.

7. "Rencana B" Huawei

Huawei sadar betul ancaman perang dagang ini. CEO Huawei, Richard Yu Chengdong sesumbar tengah menyiapkan sistem operasi sendiri agar ponsel pintarnya tidak bergantung dengan Android atau Windows untuk perangkat laptop.

Sistem operasi Huawei kabarnya mulai dikembangkan sejak tahun 2012. Sepertinya, pengembangan OS tersebut terus berlanjut.

"Kami akan terus membangun ekosistem perangkat lunak yang aman dan berkelanjutan, untuk memberikan pengalaman terbaik bagi semua pengguna secara global," jelas perwakilan Huawei.

8. Kelonggaran selama tiga bulan

Kabar terbaru menyebut bahwa Departemen Perdagangan AS akhirnya memberikan kelonggaran bagi Huawei.

Huawei mendapatkan lisensi yang bersifat temporer untuk bekerja sama dengan perusahaan AS demi menjaga konsumen mereka saat ini.

Lisensi ini hanya akan berlaku hingga 19 Agustus 2019 mendatang atau kurang lebih berlaku hanya tiga bulan dari sekarang.

Setelah lisensi ini berakhir, Huawei tidak akan bisa merilis perbaikan keamanan untuk hardware-nya atau merilis produk yang berbasis teknologi asal perusahaan AS.

Baca juga: Huawei Masuk Blacklist, Intel dan Qualcomm Setop Pasokan Komponen?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com