Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumen Sebut Huawei Diam-diam Bangun Jaringan Seluler Korut

Kompas.com - 23/07/2019, 17:16 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Tech Spot

KOMPAS.com - Nasib bisnis Huawei dengan perusahaan AS masih belum jelas hingga saat ini. Pabrikan asal China tersebut dipandang mengancam keamanan nasional Negeri Paman Sam dan dimasukkan ke blacklist untuk urusan perdagangan.

Belakangan, salah satu informasi terbaru yang beredar berpotensi memperburuk hubungan AS dengan Huawei. Sebuah dokumen menyebutkan bahwa Huawei secara diam-diam pernah membantu Korea Utara untuk mengembangkan jaringan selulernya.

Tepatnya, menurut dokumen yang konon berasal dari mantan pegawai Huawei itu, Huawei memasok aneka perlengkapan jaringan seperti BTS, antena, dan lain-lain ke Korut melalui Panda International, bagian dari konglomerasi Panda Group asal China.

Baca juga: Bukan Apple, "Blacklist" Huawei Malah Untungkan Xiaomi dan Samsung

Perlengkapan-perlengkapan Huawei tersebut kemudian menjadi aset Koryolink, operator seluler yang didirikan pada 2008 oleh joint venture antara Korea Post and Telecommunications Corp pemerintah Korut dan Orascom Telecom Holding asal Mesir.

Sebelum 2008, pemerintah Korut kesulitan mencari perusahaan multinasional yang mau membangun jaringan 3G di negaranya. Masalah itu teratasi dengan berdirinya Koryolink.

Problemnya buat Huawei, perusahaan tersebut pernah menggunakan teknologi asal AS di perangkatnya.

Keikutsertaan Huawei dalam penyediaan peralatan jaringan Koryolink bisa jadi melanggar larangan dari AS soal mengekspor perlengkapan ke Korut, negara yang masih menghadapi sanksi internasional terkait program nuklir dan pelanggaran HAM.

Apabila memang benar terjadi, keterlibatan Huawei dalam membangun jaringan seluler Korut berpotensi memperdalam kecurigaan AS dan negara-negara sekutunya terhadap Huawei.

Baca juga: Keputusan Ponsel Huawei Boleh Pakai Android Masih Menggantung

Ujung-ujungnya, produk Huawei bisa diblokir dari jaringan 5G di AS dan Eropa karena dikhawatirkan bisa dipakai memata-matai negara lain oleh pemerintah China.

Seorang perwakilan Huawei yang bernama Joe Kelly mengatakan bahwa pihaknya "tidak menjalankan bisnis" di Korut. 

"Huawei sepenuhnya mematuhi semua hukum dan regulasi yang berlaku di negara dan wilayah operasi kami, termasuk semua kontrol ekspor dan regulasi sanksi hukum (di PBB, AS, dan Eropa)," ujare Kelly, dirangkum KompasTekno dari Washington Post, Selasa (23/7/2019).

Kendati demikian, Kelly tak merinci apakah Huawei pernah berbisnis di Korut, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dia juga tak membantah atau membenarkan isi dokumen terkait. Juru bicara Panda Group menolak berkomentar soal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Tech Spot


Terkini Lainnya

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

7 HP Kamera Boba Mirip iPhone Lengkap dengan Harga dan Spesifikasinya

Gadget
Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Motorola Edge 50 Ultra dan 50 Fusion Meluncur, Harga mulai Rp 6 Jutaan

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Ketika Sampah Antariksa NASA Jatuh ke Bumi Menimpa Atap Warga

Internet
CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

CEO Apple Bertemu Presiden Terpilih Prabowo Subianto Bahas Kolaborasi

e-Business
'Fanboy' Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

"Fanboy" Harap Bersabar, Apple Store di Indonesia Masih Sebatas Janji

e-Business
WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

WhatsApp Rilis Filter Chat, Bisa Sortir Pesan yang Belum Dibaca

Software
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com