Namun, dilansir KompasTekno dari Business Insider, Jumat (2/8/2019), Facebook dan Google membantah bahwa data pengguna dipakai untuk kebutuhan marketing.
"Kami tidak mengizinkan Google Ads di situs-situs bermuatan konten dewasa, dan kami melarang personalisasi iklan dan profiling iklan berdasarkan ketertarikan seksual pengguna, atau kegiatan online lainnya," jelas perwakilan Google.
Google mengklaim bahwa tag (tanda) untuk layanan iklan tidak diizinkan untuk mengirim informasi yang bisa diidentifikasi secara pribadi ke Google.
Hal yang kurang lebih sama juga diungkap perwakilan Facebook bahwa penggunaan alat pelacak untuk tujuan bisnis di situs porno, tidak diizinkan.
Sementara itu, Oracle belum memberikan tanggapanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.