Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/08/2019, 08:10 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Huawei menjadi perbincangan hangat beberapa bulan terakhir. Puncaknya tak lain ketika pemerintahan Presiden Donald Trump memasukan perusahaan asal China itu ke dalam daftar hitam yang menghambat bisnis Huawei dengan perusahaan asal Amerika.

Huawei memang bukan petarung utama, tapi lebih menjadi pihak yang terperangkap di tengah perang dagang AS-China. Meski Trump sempat melunak dengan mengijinkan kembali Huawei berbisnis dengan perusahaan AS, tapi Huawei rupanya tak mau lengah.

Pendiri Huawei, Ren Zhengfei mengumumkan rencananya untuk merestrukturisasi perusahaan agar tak tergantung pada AS, terutama dalam hal bisnis smartphone yang belakangan menjadi andalan untuk mendulang uang.

Baca juga: Apa yang Beda Jika Ponsel Huawei Tak Pakai Android?

Saat dimasukkan ke blacklist AS, bisnis ponsel Huawei memang tersudut karena kehilangan akses ke sejumlah komponen penting dari rekanannya di Nageri Paman Sam, misalnya sistem operasi Android besutan Google dan chip Qualcomm.

Dalam sebuah memo yang beredar di internal Huawei, Ren pun mengatakan akan membuat "pasukan besi" tak kasat mata untuk melindungi bisnis consumer Huawei.

"Kita harus menyelesaikan perombakan dalam kondisi yang sulit, meciptakan "pasukan besi" yang kuat dan bisa membantu kita meraih kemenangan. Kita harus benar-benar menyelesaikan reorganisasi ini dalam tiga hingga lima tahun," tulis Ren dalam memo tersebut.

Memo internal tertanggal 2 Agustus itu pertama kali dikuak oleh Bloomberg, seperti dihimpun oleh KompasTekno, Kamis (15/8/2019), dan telah dikonfirmasi oleh perwakilan Huawei.

Ren merupakan insinyur teknik yang memiliki latar belakang militer. Tak heran jika bahasa yang kerap ia gunakan cenderung bernuansa militeristik.

Baca juga: Ini Dia, Gadget Pertama Pengusung OS Harmony

"Dua peluru menyasar bisnis konsumer kita, sayangnya mereka mengenai tangki minyak," tulis Ren tanpa menjelaskan maksudnya lebih detail.

Dalam memonya, Ren juga mengatakan bahwa Huawei sedang mengalami ujian yang cukup panjang karena AS. Ia mengisyaratkan beberapa sektor bisnis mungkin tidak akan selamat jika ada perombakan.

Ren sempat memperingatkan AS agar tidak meremehkan perusahaannya. Huawei telah melakukan beberapa persiapan untuk mengantisipasi pemblokiran seperti yang terjadi pada blacklist bulan Mei lalu.

Salah satunya adalah dengan membuat sistem operasi sendiri, Harmony OS, yang pekan lalu baru saja diresmikan.

Harmony OS diklaim lebih aman dan cepat dibanding OS Android buatan Google yang selama ini menjadi tumpuan ponsel Huawei. Namun Ren mengatakan, Huawei masih butuh waktu lebih lama untuk membangun ekosistem aplikasi.

Baca juga: Diperbarui, Kamera Selfie Huawei P30 dan P30 Pro Dapat Mode Malam

Huawei juga sesumbar bahwa penjualan ponselnya masih laris manis meski diblokir pemerintah AS. Bulan Juni lalu, Huawei mengumumkan bahwa P30 dan P30 Pro telah terjual 10 juta unit dalam waktu 85 hari sejak debut pada 26 Maret 2019.

Kendati demikian, secara pertumbuhan, bisnis konsumer Huawei melamban, terutama untuk smartphone dan laptop di kuartal kedua 2019.

Trump sempat memberikan angin segar untuk bisnis Huawei dan perusahaan AS, meski sejauh ini batasannya belum jelas. Kabarnya, Huawei telah memberhentikan sejumlah pegawainya yang berbasis di AS.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Bloomberg


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com