Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kominfo Kaji Spektrum 2,6 Ghz untuk Jaringan 5G

Kompas.com - 21/08/2019, 15:23 WIB

KOMPAS.com - Kementerian Kominfo mengatakan saat ini tengah melakukan pengkajian terhadap penggunaan spektrum 2,6 Ghz (milimeter wave) untuk jaringan generasi kelima (5G).

Menurut Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI, Denny Setiawan, saat ini penggunaan spektrum 2,6 Ghz masih terkendala, karena ada satelit yang beroperasi menggunakan spektrum tersebut.

Menurut Denny, satelit tersebut masih akan beroperasi hingga 2024 mendatang, sehingga pemerintah saat ini harus mencari solusi yang tepat untuk mencoba spektrum yang potensial.

Spektrum 2,6 Ghz sendiri memang telah digunakan di beberapa negara untuk menggelar jaringan 5G, seperti di Amerika Serikat dan China.

Baca juga: XL Uji Coba Komunikasi Hologram lewat Jaringan 5G

"Untuk 2,6 Ghz seperti di AS, sekarang masih dalam kajian. Karena ada satelit yang beroperasi sampai 2024. Kami masih mengkaji solusinya sama seperti 3,5 Ghz juga. Semua yang potensial, dicoba dari sisi teknis," kata Denny dalam acara uji coba jaringan 5G XL Axiata di wilayah Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2019).

Kendati demikian, Denny tidak menyebutkan kapan target pengkajian ini akan rampung. Adapun implementasi jaringan 5G untuk pasar konsumer diyakini akan dimulai pada 2024 mendatang.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan bahwa kandidat utama spektrum yang akan digunakan sampai saat ini adalah spektrum 3,5 Ghz. Namun saat ini spektrum tersebut masih digunakan oleh satelit C-Band.

Baca juga: Kominfo Belum Kebelet Gelar 5G di Indonesia

Ia pun menambahkan jaringan 5G nantinya akan dibutuhkan oleh berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, dll. Rudiantara juga mengatakan, bahwa jaringan 5G memiliki potensi bisnis yang besar khususnya untuk B2B.

"Korporasi mau bayar lebih tinggi untuk 5G, asalkan value-nya juga lebih tinggi. Operator saya harap bisa menguji coba menggunakan aplikasi. Jaringan 5G ini nantinya akan lebih banyak lari ke B2B," kata Rudiantara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+



Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com