Jika konten video tidak sesuai dengan target penonton, bisa saja video tidak akan mendapatkan iklan. Sekalipun ada iklan yang nangkring, nilai AdSense yang dihasilkan pun jauh lebih kecil dibanding dengan konten video yang sesuai target.
"Kalau enggak sesuai, bisa seperempat dari itu (nilai AdSense yang optimal)," jelas Irwan.
Menurut Schmoyer, para kreator besar memiliki rencana bisnis matang tentang bagaimana menciptakan dan menyampaikan nilai konten mereka. Sayangnya, sebagian besar kreator di YouTube tidak memiliki rencana ini.
"Mereka memasrahkan strategi monetisasi mereka ke YouTube dan berharap uang akan datang dengan sendirinya ketika kanal mereka berkembang," kata Schmoyer, seperti dirangkum dari Forbes.
Harapan mendapat uang dari AdSense memang menjadi salah satu alasan orang ingin menjadi YouTuber, meski persepsinya kurang tepat.
Baca juga: YouTube Perluas Cara Monetisasi untuk Kreator
Uang yang dihasilkan para kreator adalah berkat rencana bisnis yang matang melalui konten yang ditampilkan di kanal YouTube, bukan semata-mata mengandalkan jumlah subscriber.
"Ini merupakan kombinasi dari kesungguhan menciptakan konten, menyampaikan, lalu menangkap nilainya," kata Shcmoyer.
Karena itulah, AdSense tidak menjadi satu-satunya sumber pendapatan bagi YouTuber untuk meraup untung. Apalagi, menurut Irwan, algoritma YouTube sering berubah dan tidak pasti sehingga menyulitkan para pembuat konten. Lantas, dari mana sumber pendapatan lainnya?
Irwan mengaku bahwa endorsement dan kegiatan acara offline menjadi sumber pendapatan lain Sobat Hape di luar AdSense. Endorsement adalah promosi produk pengiklan oleh sang pemilik kanal. Sementara, kegiatan offline contohnya menjadi pembicara di sebuah event.
Keduanya bisa dilakukan apabila sang YouTuber sudah dikenal luas dan memiliki jumlah pengikut yang signifikan sehingga dipandang sebagai influencer. Dengah kata lain, mereka bisa memanfaatkan pengaruh sebagai influencer untuk mendatangkan uang.