Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disrupsi Digital, Apa yang Harus Dilakukan Industri?

Kompas.com - 21/09/2019, 17:21 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.comDisrupsi digital pada sektor industri. Mungkin, kalimat tersebut sering Anda dengar bila merujuk pada transformasi digital yang akhir-akhir ini sering dikumandangkan.

Sebenarnya, disrupsi sektor industri tak hanya terjadi pada masa kini. Untuk membuktikannya, mari menjelajah mesin waktu menuju tahun 1876.

Pada tahun tersebut, seorang ilmuwan berkebangsaan Skotlandia Alexander Graham Bell telah menemukan sebuah karya yang mengubah industri telekomunikasi menjadi lebih canggih.

Dia menemukan sebuah telepon yang bisa digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh. Penemuan tersebut pun dinilai menjadi disrupsi bidang telekomunikasi pada masanya.

Namun, bila kembali ke masa sekarang dimana beberapa orang telah meninggalkan telepon untuk mendukung aktivitas keseharian, kondisi itu jadi tak relevan.

Baca juga: Main Game Online Sering Lemot? Mungkin Ini Sebabnya…

Pasalnya, saat ini sudah banyak tersebar media komunikasi yang bisa dimanfaatkan dengan berbagai fitur. Sebut saja Skype yang bisa menghubungkan komunikasi tatap muka dengan orang dari belahan dunia lain, atau WhatsApp dan Line yang sudah memiliki fitur chat, video call, dan phone call.

Kendati demikian, semakin canggih teknologi yang digunakan, maka semakin kompleks kebutuhan industri yang harus diakomodasi.

Demikian ujar SVP Secure Power International Schneider Electric Natalya Makarochkina dalam acara Life at the Edge di Sands Expo & Convention Center, Singapura, Kamis (19/9/2019).

“Seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat, beberapa sektor industri terkena imbasnya. Mereka harus mentrasformasikan model bisnis dan sistemnya ke arah digital jika tak ingin tertinggal jauh,” jelas Natalya.

Untuk melakukan perubahan ini, Natalya mengatakan 40 persen perusahaan di dunia mencari service provider yang bisa membantu industri mereka bertranformasi ke arah digital.

Baca juga: Sistem Komputasi Edge, Ini Tantangan Industri di Era Digital

Transformasi ini pun diharapkan dapat meningkatkan profit sebesar 10 persen pada 2019.

“Dibutuhkan infrastuktur, data center, dan ekosistem baru yang memadai untuk dapat menampung kompleksitas data sebuah industri,” ujarnya.

EcoStruxure yang dikembangkan oleh Schneider Electric, sambung Natalya bisa menjadi solusi industri untuk membantu transformasi tersebut.

Adapun teknologi EcoStruxure mampu memberikan analisis prediktif dan proaktif untuk pengambilan keputusan secara real time.

Ia menilai teknologi EcoStruxure mampu mengurangi biaya pengeluaran untuk teknisi sebesar 35 persen dan meminimalisasi perbaikan sekitar 7 persen.

Sebagai timbal baliknya, industri dapat meningkatkan kecepatan pengoperasian data sebesar 50 persen tanpa mengurangi risiko kerusakan pada alat teknologi informasi (IT) yang digunakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com