Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurus Huawei Bertahan Tanpa Google

Kompas.com - 23/09/2019, 19:04 WIB
Oik Yusuf,
Reska K. Nistanto

Tim Redaksi

“Banyak dari layanan itu (misalnya mobile banking) bisa diakses lewat web. Kalau file APK-nya tidak ada, tim kami akan berdiskusi dengan developer yang bersangkutan untuk menyediakan solusi,” ujar Jervis.

Bagaimana pula dengan sistem pembayaran? Ini pun masih belum jelas.

Baca juga: Berapa Kerugian Huawei Jika Putus Hubungan dengan AS?

Aplikasi gratis tentu tak masalah. Namun, untuk aplikasi berbayar, Jervis mengatakan pengguna mesti membayar dua kali apabila pernah membeli satu aplikasi di Google Play Store, kemudian ingin mengunduh aplikasi yang sama di App Gallery.

“Pengguna sudah bisa membeli aplikasi berbayar. Namun, untuk model berlangganan, sistemnya berbeda dan masih direncanakan,” katanya.

Berharap kepada Trump

Huawei sendiri bukannya tidak mau menggunakan aplikasi dan layanan Google. Dalam presentasinya di panggung peluncuran, CEO Richard Yu mengatakan pihaknya terpaksa mengandalkan HMS karena tidak punya pilihan lain akibat GMS yang tak boleh dipakai Huawei.

Jervis mengutarakan sentimen yang sama. “Kami sebenarnya dengan senang hati akan memakai GMS. Google juga begitu. Tapi ada alasan lain yang mencegah itu terwujud,” keluhnya.

Perusahaan-perusahaan AS sebenarnya bisa mengajukan lisensi agar dibolehkan menjual produk dan layanan ke Huawei. Google sudah mengajukan permintaan lisensi itu bersama perusahaan-perusahaan AS lain.

Baca juga: Huawei Masih Bisa Bernafas di AS 90 Hari Lagi

Hingga akhir Agustus lalu, Departemen Perdagangan AS sudah menerima lebih dari 130 permintaan lisensi untuk berbisnis dengan Huawei.

Namun, belum ada yang dikabulkan. Google pun tak bisa memberikan aplikasi dan layanannya ke Huawei selagi belum mendapat lisensi bisnis.

Akankah keadaan ini berubah untuk Huawei di masa depan? Jervis hanya tersenyum. “Saya pikir itu tergantung Trump (Presiden AS),” jawabnya singkat.

Selain Huawei, beberapa vendor China lain belakangan giat mempromosikan toko aplikasinya sendiri sebagai alternatif Google Play Store.

Mungkin mereka memetik pelajaran dari nasib Huawei dan ingin mengurangi ketergantungan pada Google, setidaknya untuk penyediaan aplikasi.

Baca juga: Keuntungan Pengembang Aplikasi Jika Gabung Oppo App Market

Oppo misalnya, pada Juni lalu menawarkan iming-iming promosi gratis untuk developer lokal Indonesia yang memajang aplikasinya di toko Oppo App Market.

Lalu, awal bulan ini, Xiaomi turut menggelar program insentif dengan nilai total Rp 200 miliar demi menarik developer lokal Indonesia, agar membuat software untuk toko GetApps besutannya.

Baca juga: Toko Aplikasi Xiaomi Mi Apps Store Ganti Nama Jadi GetApps

Namun, beberapa layanan Google yang sudah kadung akrab dengan pengguna Android dan sulit dibuat tandingannya mungkin akan tetap tak tergantikan, misalnya saja Google Maps dan Google Photos.

Bagaimana nasib ponsel-ponsel Huawei di pasaran tanpa layanan serta aplikasi Google? Hanya waktu -dan Presiden Trump- yang bisa menjawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com