Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kang-Hyun Lee, Sosok "Pak Haji" Pelopor Samsung di Indonesia

Kompas.com - 01/10/2019, 15:20 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

"Jadi saya benar-benar lihat sendiri bagaimana umat muslim berperilaku, kemudian saya diajari salat," kisahnya.

Ayah teman Lee yang kemudian dianggapnya sebagai ayah angkat, lalu mengajaknya ke masjid Agung Sunda Kelapa untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Menjadi muslim baru dikatakannya cukup berat. Terutama saat melalui puasa di bulan Ramadan.

Namun akhirnya ia bisa menjalaninya hingga saat ini. Meski belum menunaikan rukun Islam kelima, Lee pernah melaksanakan umroh. Lee mengaku saat ini belum memungkinkan untuk berangkat haji, karena jadwal pekerjaan yang sangat padat.

"Tapi saya sudah berjanji kepada istri saya akan berangkat haji," ujarnya.

Tahun 1996, Lee mempersunting wanita berdarah Sunda. Mereka dikaruniai tiga orang putra.

Pelopor Samsung di Indonesia

Perkenalannya dengan sahabat pena asal Indonesia membuatnya tertarik berkarir si negeri ini. Ia pun meminta ke kantornya, markas pusat Samsung di Suwon, Korea Selatan, supaya diizinkan bekerja di Indonesia.

Keinginannya dikabulkan meski penuh tantangan. Lee harus memulai dari nol karena Samsung baru saja mengawali bisnis di Indonesia.

Lee mulai bertugas di Samsung Indonesia tahun 1993, setelah pabrik Cikarang di Bekasi, Jawa Barat dibangun dua tahun sebelumnya.

Baca juga: Mengunjungi Galaxy Store Tokyo yang Memajang 1.000 Smartphone

Sebagai pimpinan, dia bertanggung jawab atas banyak hal dalam kegiatan operasional Samsung, mulai dari ekspor-impor, ketenagakerjaan, keuangan, hingga urusan logistik.

Pada 2006, Lee dipindah kembali ke kantor pusat Samsung di Korsel sebagai Head of Digital Air Solution. Setelahnya, Lee sempat didapuk sebagai Managing Director Samsung Bangladesh.

Tahun 2012, "Pak Haji" sudah balik lagi ke Indonesia sebagai Corporate Business Vice President.

Setahun setelahnya, ia menjabat sebagai Corporate Business and Corporate Affair Vice President, PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN). Tugasnya adalah bertanggung jawab atas hubungan sosial perusahaan dan hubungan dengan pemerintah.

Lee lah yang pertama kali berjasa memperkenalkan ponsel genggam asal Korea Selatan di Indonesia yang ketika itu masih dikuasai merek legendaris asal Finlandia, Nokia. Sejarah awal Samsung di Indonesia berasal dari tangan Lee.

"Mungkin sampai pohon-pohon di pabrik itu kenal saya kali ya," candanya.

Sepanjang wawancara, Lee merupakan pribadi yang cair dan kerap melontarkan lelucon jenaka. Kendati demkian, begitu menyangkut industri elektronik, ia dikenal sosok yang vokal dan kerap mengkritisi pemerintah.

Kritik ponsel BM sejak lima tahun lalu

Salah satu hal yang ia kritik adalah peredaran ponsel black market alias ponsel BM yang saat ini regulasinya masih mandek di tangan pemerintah. Ia mengaku telah mengusulkan pemberantasan ponsel BM sejak lima tahun lalu.

"Pertama kali yang bicara dengan pemerintah adalah saya waktu itu, tapi sampai sekarang belum dilaksanakan," kata Lee.

Baca juga: Diusulkan Sejak 5 Tahun Lalu, Aturan Blokir Ponsel BM Masih Belum Terbit

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com