Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokopedia Proyeksikan Nilai Transaksi Rp 222 Triliun Tahun Ini

Kompas.com - 11/10/2019, 08:31 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Startup e-commerce lokal Tokopedia memproyeksikan gross merchandise value (GMV) atau nilai transaksi tahun 2019 sebesar Rp 222 triliun. Angka ini meningkat signifikan dari nilai transaksi tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp 73 triliun.

Dalam acara diskusi "Dampak Tokopedia Terhadap Perekonomian Indonesia" di Jakarta, Kamis (10/11/2019), CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengklaim sejak bulan Mei tahun ini, transaksi per bulan Tokopedia mencapai 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14 triliun.

"Jika target (nilai transaksi) tercapai, diperkirakan Tokopedia bisa berkontribusi sampai 1,5 persen dari total PDB (pendapatan domestik bruto) di Indonesia," kata William

Perkiraan ini ditarik dari riset terbaru yang dilakukan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia. Menurut riset tersebut, nilai transaksi Tokopedia pada tahun 2018 setara dengan 0,5 persen PDB Indonesia.

Baca juga: Tokopedia Care Puri Kembangan Diresmikan

WIlliam optimis dengan target ini karena adanya peningkatan jumlah penjual di Tokopedia.

Tahun 2018, LPEM UI mencatat jumlah penjual di Tokopedia mencapai lima juta, di mana 94 persennya merupakan penjual skala utra makro atau yang nilai penjualannya di bawah Rp 100 juta per tahun.

"Lima juta penjual tadi ada yang semakin besar nilai transaksinya dan 1,4 juta sisanya semoga semakin besar juga," katanya.

Kiki Verico, Wakil LPEM FEB UI mengatakan, dampak kontribusi Tokopedia secara langsung terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2018 sebesar Rp 58 triliun. Ia memprediksi angka tersbeut akan meningkat menjadi lebih dari Rp 170 triliun pada akhir tahun 2019.

Selain itu, Tokopedia diklaim menciptakan 10,3 persen lapangan pekerjaan baru di Indonesia dengan total 2,99 juta lapangan kerja baru pada tahun 2018. Peluang kerja yang diciptakan tidak melulu sebagai penjual, melainkan staff produksi, logistik, pemasaran dan lain-lain.

Peluang bagi semua

(ki-ka)  Wakil Direktur LPEM FEB UI, Kiki Verico, Co-Founder dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya , dan Laras Anggraini, Pendiri Smitten by Pattern berfoto bersama setelah acara diskusi Dampak Tokopedia Terhadap Perekonomian Indonesia.Wahyunanda Kusuma/Kompas.com (ki-ka) Wakil Direktur LPEM FEB UI, Kiki Verico, Co-Founder dan CEO Tokopedia, William Tanuwijaya , dan Laras Anggraini, Pendiri Smitten by Pattern berfoto bersama setelah acara diskusi Dampak Tokopedia Terhadap Perekonomian Indonesia.

Lebih lanjut, Kiki mengatakan bahwa kehadiran platform marketplace semacam Tokopedia mendorong pertumbuhan ekonomis yang inklusif.

Sebab, Tokopedia mampu menciptakan lapangan kerja yang terbuka untuk semua orang baik angkatan kerja maupun non-angkatan kerja seperti ibu rumah tangga atau mahasiswa.

Platform digital semacam ini juga membuka akses transaksi antar wilayah sehingga tidak ada sentralisasi yang hanya terpusat di Pulau Jawa saja.

"Ini yang kita sebut inklusif, dia membuka sekat bisnis," kata Kiki.

Hal ini turut diamini Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati turut hadir dalam acara tersebut. 

Baca juga: Tokopedia Luncurkan ByMe, Fitur Promosi Barang Lewat Influencer

Ia mengatakan, dengan teknologi dan infrastruktur pendukung, semua orang bisa dengan mudah terkoneksi internet dan memaksimalkan peluang untuk menambah pendapatan.

Tidak hanya Tokopedia, namun secara keseluruhan, platform digital telah mentransformasi perekonomian di Indonesia. Kendati demikian, wanita asal Semarang itu juga mengingatkan soal ancaman bagi perusahaan rintisan semacam Tokopedia.

"Untuk menjaga reputasi, Tokpedia harus tetap menjaga kualitas dan keamanan, terutama untuk seluruh stakeholders yang mengandalkan Tokopedia," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com