Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Daripada "Go Global", Tokopedia Lebih Pilih "Go Local" ke Desa-desa

Kompas.com - 11/10/2019, 11:10 WIB

KOMPAS.com - Startup unicorn Indonesia berlomba-lomba mengekspansi bisnisnya ke luar negeri, setidaknya ke wilayah negara tetangga di Asia Tenggara.

Namun, beda halnya dengan e-commerce Tokopedia, yang mengaku lebih tertarik mengembangkan bisnis di dalam negeri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

"Buat kami 'go local' lebih asyik dari pada 'go global'," umbar CEO sekaligus Co-founder Tokopedia, William Tanuwijaya dalam acara diskusi "Dampak Tokpedia Terhadap Perekonomian Indonesia" yang digelar di Jakarta, Kamis (10/10/2019).

Baca juga: Tokopedia Proyeksikan Nilai Transaksi Rp 222 Triliun Tahun Ini

Menurut WIlliam, potensi dan peluang mengembangkan wirausahawan lokal masih besar.
Ia mengatakan ada 100 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di pedesaan.

"Kalau Tokopedia bisa membantu pengusaha desa menjadi pengusaha nasional, ini akan menjadi ruang pertumbuhan berikutnya," jelasnya.

"Setelah go local dan pemerataan mulai terjadi, baru go global," lanjut William yang berambisi bisa berkontribusi hingga 5 persen untuk pertumbuhan ekonomi dalam negeri 10 tahun mendatang melalui Tokopedia.

Langkah "go local" sudah mulai dilakukan. Salah satunya bekerja sama dengan pemerintah Jawa Barat untuk membangun sekitar 5.000 desa digital.

Desa-desa ini akan memiliki Tokpedia Centre, yang bakal menjadi pusat literasi digital warga pedesaan dari segala macam profesi, agar bisa memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pendapatan.

Baca juga: Tokopedia Care Puri Kembangan Diresmikan

William menyadari, pengembangan di pedesaan lebih menantang daripada kota besar, terutama soal infrastruktur.

"Tapi ini juga jadi peluang, bagaiamana tanpa harus urbanisasi dan pembangunan pusat perbelanjaan di desa, masyarakat tetap bisa mendapatkan harga terjangkau," jelasnya.

Dengan adanya Tokopedia Centre, ia berharap harga barang akan lebih transparan dan akses terhadap barang menjadi merata.

Selain Jawa Barat, WIlliam enggan menyebutkan target daerah lain. Namun ia berharap kerja sama dengan pemerintah Jawa Barat bisa menjadi contoh untuk kemitraan dengan pemerintah daerah lain ke depannya.

"Kita memang harus fokus karena investasinya membutuhkan kolaborasi yang sangat dekat dengan pemerintah pusat hingga daerah," imbuhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke