Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Nasib GoJek Setelah Ditinggal Nadiem Makarim?

Kompas.com - 22/10/2019, 09:02 WIB
Wahyunanda Kusuma Pertiwi,
Oik Yusuf

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - CEO sekaligus co-founder GoJek, Nadiem Makarim melepas segala posisi dan kewenangannya di GoJek. Hal itu ia sampaikan setelah menyanggupi tawaran Presiden Joko Widodo untuk masuk dalam Kabinet Kerja Jilid 2.

Posisinya di perusahaan bakal digantikan oleh Andre Soelistyo, Presiden GoJek Group yang kini menjabat sebagai CEO, dan Kevin Aluwi, co-founder GoJek yang sekarang berperan selaku co-CEO. Ke depan, bagaimana nasib GoJek pasca ditinggal Nadiem?

Baca juga: Nadiem Jadi Calon Menteri Jokowi, GoJek Umumkan CEO Baru

Seorang eksekutif senior dari firma ekuitas yang menanam modal di GoJek mengatakan bahwa mundurnya Nadiem sebenarnya merupakan hal positif bagi startup bernilai di atas 10 miliar dollar AS itu.

"Nadiem menjadi wajah GoJek selama ini, namun dalam menggerakan tujuan perusahaan, Kevin dan Andre adalah orang-orang operasional di balik layar," kata sang eksekutif yang enggan disebutkan namanya tersebut.

Dia menambahkan bahwa pihak GoJek telah memberitahukan kepada investor tentang perubahaan yang mungkin terjadi di struktur perusahaan, terkait bergabungnya Nadiem dengan pemerintah.

Posisi Nadiem sendiri di kabinet masih belum diketahui dan kemungkinan baru akan diumumkan pada Rabu besok. Ada dugaan bahwa dia akan menjabat di Kementerian Pendidikan atau Kementerian Ekonomi Digital yang berkaitan dengan lingkupnya selama ini.

Winston Cheng, mantan presiden internasional JD.com yang juga pernah menjabat sebagai dewan direksi GoJek pada tahun 2018, turut menyambut baik masuknya Nadiem ke jajaran pemerintahan Indonesia.

Baca juga: Setelah Bertemu Jokowi di Istana, Nadiem Makarim: Saya Bersedia

Dihimpun KompasTekno dari Reuters, Selasa (22/10/2019), Cheng berpendapat Nadiem bisa membantu mengatasi kendala yang dihadapi para entrepreneur teknologi dalam hal regulasi, infrastruktur, dan kekurangan tenaga kerja IT di Tanah Air.

"Memiliki pemimpin seperti Nadiem di dalam teknologi dan pendidikan yang berperan di pemerintahan akan menjembatani gap antara kebijaan publik dan industri untuk mengakselerasi pengembangan industri teknologi di Indonesia," jelas Cheng.

Sudah saatnya diberikan ke profesional

Dari dalam negeri, pengamat startup Rama Mamuaya mengutarakan pendapat senada. Dia mengatakan masuknya pendiri perusahaan yang beriorientasi pada hasil seperti Nadiem bakal membawa angin segar untuk iklim industri.

"Memang sudah saatnya posisi-posisi strategis di pemerintahan diberikan ke profesional dan bukan birokrat atau politis," ujar Rama melalui pesan singkat kepada KompasTekno.

Ucapan Rama diamini oleh Wicak Hidayat, pengamat startup yang mengatakan bahwa Nadiem memiliki pola pikir "problem solving". Dia berharap mindset Nadiem tersebut nantinya bisa diimplementasikan lewat posisi yang dijabat, terutama apabila menyangkut dunia pendidikan.

Baca juga: Mundur dari Gojek, Berapa Kepemilikan Saham Nadiem Makarim?

Kendati demikian, dia juga mengingatkan bahwa Nadiem juga mungkin perlu beradaptasi dengan lingkungan barunya kelak di pemerintahan. "Tentunya transisi dari dunia startup yang serba cepat ke dunia birokrasi bukan hal mudah," ujarnya.

Soal nasib GoJek setelah ditinggal oleh Nadiem, Rama dan Wicak sama-sama mengaku optimis karena para pimpinan di perusahaan decacorn itu dinilai sudah solid.

"Nadiem pernah cerita, dia akan selalu merekrut orang yang bisa melakukan satu hal lebih baik dari dirinya. Artinya siapapun tim yang ditinggalkan Nadiem di GoJek sudah barang tentu adalah orang-orang yang 'lebih baik', tadi," pungkas Wicak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com