Bahkan, perekaman video tidak hanya bisa dilakukan siang hari atau di ruangan cukup cahaya.
Video time-lapse 4K diklaim juga mampu melakukan perekaman pada kondisi minim cahaya berkat SuperSensing Camera dengan sensor berukuran 1/1.7 inci.
Baca juga: Huawei Mate 30 Pro Resmi di Indonesia, Harga Rp 12,5 Juta
Sensor itu disebut bisa menyerap cahaya 40 persen lebih banyak dibandingkan sensor kamera lain sejenisnya.
4. Intuitive Side-Touch Interaction
Mate 30 Pro mengusung desain Horizon Display untuk mengistilahkan layar yang luas dengan pinggiran melengkung. Tujuannya adalah mengikis bingkai layar di kanan dan kiri supaya layar bisa dibuat selebar mungkin.
Efek sampingnya, tombol fisik yang biasa ditemukan di sisi layar pun menghilang. Hanya ada satu tombol daya dengan aksen warna merah di sebelah kanan. Tombol pengatur volume digantikan oleh on-screen slider yang bisa dimunculkan di sisi kanan dan kiri layar.
Baca juga: Jurus Huawei Bertahan Tanpa Google
Huawei menyebutnya sebagai Intuitive Side-Touch Interaction. Sayangnya, area layar sentuh untuk memunculkan volume harus tepat sehingga sempat agak membingungkan di awal. Fungsi ini juga bisa diatur sebagai tombol virtual pengendali game.
5. AI Gesture Control dan Swing Gesture
Bilah atau "notch" Mate 30 Pro terlihat lebih panjang dibanding Mate 30. Sebab ia tidak hanya menampung kamera depan 32 MP (f/2.0) saja, tapi juga sensor-sensor seperti gestur tangan, 3D depth camera, ambient light, dan proximity sensor.
Baca juga: Alasan Huawei Tak Jual Ponsel Mate 30 di Indonesia
Sensor gestur berfungsi untuk mendukung fitur AI Gesture Control dan Swing Gesture. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengontrol layar menggunakan gerakan tangan di udara tanpa harus menyentuh layar.
Sementara, fitur Swing Gesture berfungsi untuk melakukan rotasi layar secara otomatis dengan mendeteksi orientasi wajah pengguna.