Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FTC Sebut Cambridge Analytica Sengaja Kelabui Pengguna Facebook

Kompas.com - 11/12/2019, 16:07 WIB
Putri Zakia Salsabila ,
Yudha Pratomo

Tim Redaksi

Sumber bgr.com

KOMPAS.com - Masih ingat dengan skandal Cambridge Analytica yang menimpa Facebook beberapa waktu lalu? Kasus kebocoran data 87 juta pengguna Facebook itu kini memasuki babak baru.

Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat, (FTC) memastikan bahwa Cambridge Analytica dengan sengaja mengelabui pengguna Facebook untuk mengumpulkan data serta informasi pribadi milik pengguna.

Cambridge Analytica menggunakan informasi pribadi pengguna Facebook tersebut secara diam-diam untuk menargetkan pemilih menjelang pemilihan presiden 2016 silam.

"Komisi menemukan bukti bahwa Cambridge Analytica melanggar undang-undang Komisi Perdagangan Federal melalui tindakan penipuan," ungkap FTC.

FTC pun meminta Cambridge Analytica untuk menjaga kerahasiaan data pengguna yang dikumpulkannya, atau jika tidak pihak Cambridge Analytica harus menghapus data-data tersebut.

Hampir dua tahun setelah skandal tersebut terkuak, ini adalah pertama kalinya pihak FTC mengeluarkan pernyataan resmi.

Untuk mengingatkan kembali, awal tahun 2018 lalu, Facebook tersandung skandal penyalahgunaan data pribadi pengguna.

Sebanyak 87 juta data pengguna berada di tangan firma analis data Cambridge Analytica. Data ini diduga disalahgunakan untuk keperluan pilpres AS tahun 2016.

Baca juga: Facebook Sanggupi Bayar Denda Rp 9 Miliar Akibat Skandal Cambridge Analytica

Sejak skandal itu menyeruak, FTC menggelar investigasi terhadap Facebook yang juga mendapat pengawasan ketat terkait penggunaan data pribadi pengguna.

FTC juga sejatinya memiliki wewenang untuk meminta pertanggungjawaban Mark Zukerberg selaku CEO Facebook Inc, terkait segala isu tentang penyalahgunaan data pengguna.

Skandal ini memicu diskusi nasional tentang privasi di dunia maya dan menciptakan isu buruk tentang Facebook sebagai perusahaan teknologi.

Banyak orang yang berfikir bahwa skandal Cambridge Analytica akan melumpuhkan Facebook, dan Mark Zuckerberg.

Baca juga: Facebook Didenda Rp 70 Triliun Akibat Skandal Cambridge Analytica

Namun hal itu terpatahkan karena hingga saat ini Facebook telah meraup keuntungan yang lebih tinggi bersamaan dengan harga sahamnya yang mencapai puncak rekor baru sepanjang masa.

Pada bulan April 2019 lalu, Facebook membukukan pendapatannya per kuartal pertama sebesar 15 miliar dollar AS (Rp 209 triliun) dan cadangan kas lebih dari 40 miliar dollar AS (Rp 559,2 triliun), menurut laporan New York Times.

Dikutip KompasTekno dari BGR, Rabu (11/12/2019), selama 20 bulan terakhir survei pun menunjukkan bahwa skandal ini tidak memberikan dampak yang berarti pada kebiasaan pengguna Facebook.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber bgr.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com